Kasus Kekerasan Siswa SMAN di Kota Tasikmalaya Islah, Yonandi: Ini Kesalahpahaman, Itu Tidak Benar

23 Mei 2023, 15:46 WIB
Ilustrasi kolase foto, kiri Kuasa hukum Z siswi korban kekekerasan, Anne Yuniarti, S.H., M.H. Kanan : Kepala SMAN 1 Kota Tasikmalaya Dr. H. Yonandi, S.Si. M.T / Kolase foto dokpribadi Anne Yuniarti+Budi S Ombik/

 

 

 

DESKJABAR - Kasus kekerasan yang menimpa Z seorang siswi di salah satu SMAN Kota Tasikmalaya, yang sempat menghebohkan dunia pendidikan di Kota Tasikmalaya akhirnya mereda.

Setelah sejumlah pihak kasus kekerasan dengan korban Z seorang siswi di salah satu SMAN Kota Tasikmalaya melakukan pertemuan melalui virtual.

Sebelumnya kasus kekerasan yang menimpa korban Z siswi di salah satu SMAN Kota Tasikmalaya sempat viral di media sosial dan menjadi gunjingan warga Kota Santri ini.

Baca Juga: Kasus Kekerasan Menimpa Z Seorang Siswi SMAN di Kota Tasikmalaya, Viral di Instagram, Mediasi Masih Suram

 

Bahkan kuasa hukum siswi Z yang menjadi korban, menyebutkan berawal dari percekcokan kecil di kalangan pelajar membuahkan pertengkaran hebat serta berujung korban alami luka dan berdarah.

Dari luka berdarah itu diketahui Z mengalami robek dan harus dijahit, 3 jahitan di bagian pelipisnya. Luka itu akibat terbentur tembok efek dari pukulan dari pelaku, AR.

"Jadi luka itu bukan karena pukulan tapi karena kena tembok,” kata Anne Yuniarti, S.H., M.H kuasa hukum Z saat ditemui DeskJabar di Tasikmalaya, Senin 22 Mei.2023.

Baca Juga: Hari Kebangkitan Nasional Imbangi Motto Dari Kawalu Untuk Indonesia, SMAN 7 Kota Tasikmalaya Berpacu

Mediasipun dilakukan antara keduanya, dan saat itu selesai. Beberapa hari setelah itu, orang tua AR atau pelaku datang ke sekolah, dengan maksud untuk berterima kasih dan permasalahan dianggap damai.

Akan tetapi saat siswa dan siswi yang terlibat itu dipanggil dan bertemu dengan orang tua AR, muncullah kata kata mengarah intimidasi kepada korban, sehingga keluarga korban tak terima.

Ketika itu, kata Anne orang tua korban mengetahui ada kesan intimidasi dari rekaman pembicaraan anaknya. Sehingga dia tahu isi percakapan dalam pertemuan tersebut meskipun tidak ikut hadir.

Baca Juga: Ibadah Haji 2023 : PPIH Embarkasi Bekasi Resmi Mulai Layani Jemaah Haji

“Saya dengar sendiri rekaman percakapan dan kata-kata dari ibu tersebut. Jangankan orang tuanya, kami aja yang mendengarnya ko gitu,” imbuhnya.

Permasalahan Selesai

Sementara itu TKP (Tempat Kejadian Perkara) kasus kekerasan siswa di salah satu SMAN Kota Tasikmalaya adalah di SMAN 1 Jln Rumah Sakit Kota Tasikmalaya.

Kepala SMAN 1 Kota Tasikmalaya, Dr. H. Yonandi, S.Si. M.T mengatakan kasus pertengkaran siswa yang viral di media sosial itu, tidak benar. 

"Yang terjadi adalah percekcokan biasa di kelas antara siswa yang kurang lebih terjadi dibawah 5 menit dan itu tidak ada penganiayaan antara yang satu dengan yang lainnya," kata Yonandi di ruang kerjanya saat ditemui DeskJabar.com, Selasa 23 Mei 2023.

Baca Juga: VIDEO Viral, Crazy Rich Asal Nganjuk Parkirkan Pesawat Boeing Mirip Pesawat Presiden di Halaman Rumahnya

Yonandi menjelaskan, semua itu Alhamdulilah sudah diselesaikan, kedua belah pihak berdamai dan di fasilitasi melalui zoom meeting oleh Inspektorat Kenmendikbud.

"Selanjutnya yang berkaitan dengan pejabat Kemendikbud tidak ada dan itu salah. Jadi pihak yang disebut dari kemendikbud itu tidak ada," ucapnya.

Beliau (orang tua pelaku) mengaku dari Inspektorat Kemendikbud, itu tidak ada. Kemudian, kata Yonandi, berkaitan intimidasi pun tidak ada, itu hanyalah kesalah pahaman saja.

"Sesungguhnya bahwa orangtua, semua pihak menginginkan penyelesaian damai, semua ingin menjadi keluarga besar, jadi semuanya itu ingin lebih fokus pada masa depan," ucapnya lagi.

Pihaknya berjanji, sekolah akan terus mengawal anak anak ini jangan sampai pasca kejadian yang utama. Bagaimana kami merawatnya setelah peristiwa ini terjadi.

"Alhamdulillah sejak hari Senin (22 Mei 2023) situasi KBM sudah mulai normal seperti biasanya, seakan tidak ada peristiwa atau kejadian apa apa," imbuhnya lagi.

Diakui, karena memang pada prinsipnya kejadian di kelas itu adalah peristiwa percekcokan atau keributan kecil sesaat karena ketidak pasan antara yang satu dengan yang lainnya.

"Yang berakhir dengan damai, sudah dibuktikan surat perjanjian damai di hari Rabu pagi," kata Yonandi.

Perdamaian ini, lanjutnya lagi, didukung semua pihak termasuk Inspektoral Jenderal Kemendikbud, KCD XII, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

Dimana sekolah sudah memberikan penanganan sesuai standar dengan sangat baik. Sehingga endingnya bahwa semua bersepakat untuk berdamai dan tidak ada hal hal lebih dari itu.

"Karena pada dasarnya anak lebih utama, masa depan anak itu lebih utama pula," tuturnya.***

Editor: Ferry Indra Permana

Tags

Terkini

Terpopuler