Kemarau di Jawa Barat 2023, Serangan Tikus Bakal Mengganas ke Pertanian dan Pemukiman ?

15 Februari 2023, 10:42 WIB
Musim kemarau Jawa Barat 2023, dikhawatirkan serangan hama tikus mengganas ke lahan pertanian dan pemukiman. /dok Kementerian Pertanian

DESKJABAR – Musim kemarau tahun 2023 dikhawatirkan lebih kering dibandingkan sebelumnya, muncul kekhawatiran tikus bakal mengganas ke pertanian dan pemukiman.

Mengapa demikian, serangan tikus biasa muncul pada kondisi kemarau memuncak, karena hewan-hewan itu kelaparan.

Ada kekhawatiran, terjadinya ancaman gagal panen pertanian padi menjadi pada kondisi kekhawatiran. Selain karena kekeringan, juga akibat serangan tikus.

Baca Juga: Di KBB, Panen Baby Corn Punya Pasar Bagus, Selamatkan Usaha Pertanian Jagung dari Serangan Tikus

Munculnya banyak tikus sudah menjadi keluhan warga

Sampai Februari 2023, bermunculannya hewan-hewan tikus ke pemukiman, menjadi keluhan warga Bandung Raya. Sebagian warga yang memiliki senapan angin, ketika malam Minggu menembaki tikus-tikus tersebut.

Ketika para tikus tidak menemukan makanan di kebun atau hutan, hewan-hewan itu kemudian menyerbu ke rumah-rumah penduduk alias pemukiman.

Tentu saja, banyaknya tikus akan merepotkan pemukiman, dan membuat kalangan wanita biasanya ketakutan.

 Baca Juga: Kertajati Majalengka, Antara Bandara Kertajati, Serta Pesawahan Sarang Tikus dan Ular Kobra

Kapan para tikus mulai meningkat bermunculan ?

Lalu sejauh apakah prediksi jika musim kemarau tahun 2023 ternyata benar mengalami kondisi paling kering ? Kira-kira kapan tikus-tikus akan banyak bermunculan ?

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Erwin Gunawan, dilansir Antara, Selasa, 14 Februari 2023 menyebutkan, ada tantangan untuk Jawa Barat berupa potensi ancaman musim kemarau diperkirakan akan lebih kering pada tahun 2023.

Dampaknya, bisa mempengaruhi produksi pangan, karena pertanian padi diketahui sangat memerlukan kontinuitas pengairan.

Baca Juga: Senapan Angin Laris di Bandung untuk Berburu Tikus dan Ular pada Musim Hujan

Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bandung, H Nono Sambas, menyebutkan, ada dua kondisi yang sering memicu munculnya serangan hama tikus secara besar ke persawahan maupun pemukiman, yaitu musim kemarau ditambah semakin terkepungnya kawasan sawah yang semakin terkepung banyak bangunan.

“Jumlahnya menjadi terakumulasi, antara tikus-tikus kelaparan dari sawah kekeringan dan tikus-tikus berasal dari pemukiman, apalagi yang sanitasinya kurang bersih,” ujarnya.

Dari keterangan H Nono Sambas itu, bisa dibayangkan jika benar kemudian terjadi kemarau paling kering pada tahun 2023, akan terbayang seperti apa bermunculan tikus-tikus kelaparan ke pemukiman.

Baca Juga: Tokoh PKI DN Aidit Pernah Menyarankan Makan Tikus, Inilah Jawaban Cerdas Menteri Agama, KH Saefudin Zuhri

Inilah bulan-bulan merajalela tikus

Berdasarkan data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian pada laman ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id terbitan 28 Juli 2021, berdasarkan data tahun 2021, serta mengambil contoh tahun 2008 sampai 2020.

Disebutkan, serangan tikus terjadi pada tanaman padi rata-rata memuncak pada bulan Juni dan Juli. Jika melihat ke belakang, pada bulan bulan Juni dan Juli, memang sedang puncak kemarau.

Tetapi ada catatan, pernah terjadi curah hujan masih turun pada Juni-Juli 2022.

Tetapi, gelagat peningkatan serangan tikus pada lahan pertanian padi, mulai terjadi pada Mei. Berbagai langkah harus dilakukan untuk mencegah outbreak serangan hama tikus yang menyebabkan puso alias gagal panen produksi padi. ***

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler