DESKJABAR- Gempa 2 menit yang lalu kembali melanda Cianjur pada Rabu 30 November 2022 sekitar pukul 07:53:40 WIB.
BMKG Cianjur terkini menginformasikan gempa 2 menit yang lalu tersebut kekuatannya cukup kencang mencapai 3.5 magnitudo.
Gempa 2 menit yang lalu di Cianjur tersebut pusat gempa berada di darat 5 km Barat Daya Cianjur.
BMKG menyebut gempa Cianjur terkini tersebut berada di lokasi 6.83 LS, 107.09 BT yang berada di kedalaman 12 km
BMKG Cianjur terkini menyebutkan gempa tersebut dirasakan oleh masyarakat yang merupakan gempa susulan dari gempa besar sebelumnya sebesar 5.6 magnitudo.
BMKG menyebutkan gempa 2 menit lalu tersebut dirasakan oleh warga di Cibodas, Cimacan, Bojongherang, Cianjur, II Cibeureum, Cugenang.
Gempa besar tersebut telah memporak porandakan puluhan ribu rumah dan membuat korban gempa harus mengungsi lebih dari 100 ribu mengungsi.
BMKG meminta agar warga tetap waspada akan terjadinya gempa susulan yang bisa saja sewaktu waktu terus terjadi. Hindari bangunan yang mudah roboh.
Perbaharui informasi dengan mengakses terhadap laman atau media sosial resmi dari BMKG atau informasi resmi dari pemerintah setempat.
AIR BERSIH
Sementara itu Para pengungsi korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur saat ini membutuhkan distribusi air bersih untuk keperluan sehari-hari. Selama ini, mereka hanya mengandalkan air kolam untuk kebutuhan air sehari-hari.
Ketua Jabar Bergerak Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya saat meninjau langsung posko bantuan bencana alam di SMKN 2 Cilaku.
"Saya menyaksikan secara langsung, Alhamdulillah berkat dukungan semua pihak, kebutuhan pangan masyarakat sudah tercukupi. Hanya, masyarakat butuh distribusi air bersih ," ujar Atalia.
Ia menuturkan, yang paling dibutuhkan para pengungsi saat ini adalah air bersih. Soalnya, apabila melihat secara langsung, banyak warga yang menggunakan kebutuhan utama airnya dengan memanfaatkan air di kolam.
"Bayangkan, ya tentunya itu tidak sehat. Memang yang paling urgent saat ini adalah kebutuhan air bersih. Jadi, saya masih melihat masyarakat yang masih mandi dan menggunakan kebutuhan utamanya memakai air kolam," katanya.
Tak hanya itu, sarana umum di pengungsian juga tidak ada, sehingga warga sangat kesulitan. "Termasuk juga sarana ibadah juga tidak ada. Sekolah PAUD tidak ada. Sarana lain seperti toilet umum dan sanitasi sangat minim. Ke depan yang kita butuhkan adalah sarana-sarana wajib seperti itu seperti toilet umum dan air bersih," tuturnya.
Atalia mengatakan, pemerintah tidak mungkin mampu dengan cepat melakukan rekonstruksi seperti sedia kala. "Maka saya menyatakan kepada teman-teman dari berbagai wilayah dan komunitas, bahkan ikatan alumni serta lainnya, agar fokus mempersiapkan juga terkait dengan bagaimana kita bisa menghasilkan yang tadi sangat urgent dibutuhkan," katanya.
Ia mengatakan, ada pengungsi yang warfat bukan karena gempa. Namun, karena kondisi yang tidak memungkinkan di pengungsian. "Kemarin juga tenda yang dibangun oleh masyarakat, masih sangat minim. Di Cilaku, ada bayi dan lansia yang meninggal dunia bukan karena bencana secara langsung tapi karena kedinginan. Penting sekali menurut saya, tidak hanya memikirkan makanan," katanya.
Atalia juga merasa prihatin terkait dengan pendistribusian logistik yang terhambat. Penyebabnya, lalu lintas terhambat oleh banyaknya donatur yang langsung datang ke pengungsian.
"Saya sudah bicara sama Pak Gubernur. Pak Gubernur menyarankan, distribusi disampaikan melalui posko di kota masing-masing. Bayangkan, misal, ada yang mengirim 5 dus makanan, mobilnya 10. Itu belum termasuk motor yang mengganggu distribusi pasokan bagi masyarakat,” ucapnya.***