TASIKMALAYA: Ada Revolusi Mental di HZ Mustofa dan Cihideung, Pemkot Harus Antisipasi Dampak Lanjutan

6 November 2022, 14:01 WIB
Tantan Rustandi, pengamat tata kota mengatakan, pascapenataan trotoar Jalan HZ Mustofa dan Cihideung Kota Tasikmalaya jadi cantik dan bersih mirip Maliboro di Yogyakarta, telah menimbulkan dampak positif berupa revolusi mental bagi warga Kota Tasikmalaya. /DeskJabar/Dok. Tantan Rustandi/

DESKJABAR - Harus diakui bahwa sejak Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menata Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung menjadi kawasan mirip Jalan Maliboro di Yogyakarta, telah menimbulkan dampak yang positif.

Setidaknya hingga hari ini Minggu 6 November 2022,  terdapat ada revolusi mental bagi warganya. Yaitu mulai tumbuhnya kebiasaan jalan kaki, tidak menyebrang jalan sembarangan, dan tidak terlihat lagi abang becak yang melawan arus.

“Bukankah hal itu merupakan sebuah revolusi mental yang paling sederhana bagi kehidupan warga sebuah kota?”, kata Tantan Rustandi, mantan birokrat Kota Tasikmalaya yang kini menjadi pengamat tata kota kepada DeskJabar.com, Minggu 6 November 2022.

Baca Juga: Fikom Uninus Luluskan Sarjana Tanpa Skripsi, Diapresasi Asisten Staf Khusus Wapres RI

Menurut Tantan Rustandi, yang pernah menjabat posisi pentig di lingkungan Pemkot Tasikmalaya, jika hal ini terus dipertahankan dalam jangka panjang ini akan menjadi kebiasaan baik (good habit).

“Bukan saja baik karena akan mereduksi gas buang CO2 yang selama ini menimbulkan efek rumah kaca, tetapi juga bisa menghemat tingkat konsumsi BBM dan akan menciptakan gaya hidup sehat bagi warga”, ujar Tantan Rustandi.

Sebab itu pula, Tantan yakin jika kebiasaan baru warga Kota Tasikmalaya yang dengan adanya penataan Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung itu menjadti tertib, di masa depan Kota Tasikmalaya akan menjadi Ecofriendly City, kota yang ramah lingkungan.

Pascapenataan, kawasan Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung kini memang bisa dengan nyaman dinikmati oleh kaum disable, anak-anak balita bahkan manula dengan kursi roda sekalipun dengan leluasa dapat menikmatinya.

“Mudah-mudahan ini bukan hanya eufhoria sesaat, tetapi akan terus menjadi budaya yang baik. Sungguh kita sekarang bersyukur dan bangga menjadi warga Kota Tasikmalaya”, ujar Tantan.

Baca Juga: Doakan Semoga Indonesia Raih 2 Gelar Juara di Final Hylo Open 2022 Hari Ini, Dari Ginting dan Duet Rehan Lisa

Namun di balik itu semua, Tantan menggarisbawahi setidaknya ada tiga catatan penting yang harus dilakukan dan dijalankan oleh instansi/dinas teekait Pemkot Tasikmalaya.

Pertama, pentingnya konsistensi kebijakan publik penataan kota (siapapun pimpinan daerahnya kelak).

Kedua agar lebih ditingkatkan lagi kualitas komunikasi publik antara Pemkot dengan warganya.

“Dan ketiga, yang juga tidak kalah pentingnya adalah harus segera merancang dan mengatasi dampak lanjutan dari penataan dua lokasi tersebut”, pungkas Tantan Rustandi.

Ikon baru Kota Tasikmalaya

Sebagaimana telah banyak diberitakan, kawasan Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung yang berada di pusat kota Tasikmalaya telah ditata dan dirombak total. Dua tempat ini digadang-gadang akan menjadi ikon wisata Tasikmalaya yang baru.

Baca Juga: DIBALIK Cerita Mobil Dinas Menparekraf, Sandiaga Uno, Harganya Sepertiga dari Mobil Dinas Menteri Lainnya

Berkat adanya penataan itu,  Jalan HZ Mustofa dan Cihideung  kini telah berubah cantik dan membuat pangling orang yang berkunjung ke Kota Tasikmalaya.

Kiri kanan trotoar di jalan HZ Mustofa dan Cihideung yang tadinya sempit dan dipenuhi oleh pedagang kaki lima (PKL) berubah menjadi lebar mirip Malioboro di Yogyakarta.

Namun bedanya, Malioboro Tasikmalaya ini dihiasi dengan puluhan ornamen khas Kota Tasikmalaya seperti payung dan kelom geulis. Ukurannya tidak tanggung-tanggung sangat raksasa.

Khusus kelom geulis raksasa, selain menjadi ornamen hiasan ikon Tasikmalaya juga difungsikan sebagai tempat duduk pengunjung yang datang ke kawasan HZ Mustofa dan Cihideung.***

Editor: Zair Mahesa

Tags

Terkini

Terpopuler