DESKJABAR - Ir. Sukarno pernah mengunjungi Garut ketika Garut mendapatkan predikat sebagai kota terbersih se-Indonesia tahun 1960. Saat itu, Garut dipimpin oleh Bupati R. Gahara Widjaja Suria.
Dalam kunjungannya tersebut, Ir. Sukarno memberikan Garut dengan julukan Kota Intan.
Kunjungan Ir. Sukarno ke Garut saat itu merupakan kunjungan kedinasan.
Pernahkah Ir Sukarno mengunjungi Garut di luar kedinasan dengan cara sembunyi-sembunyi?
Warjita, sejarawan Garut, mengatakan, kemungkinan besar pernah.
Menurutnya, Sukarno adalah sosok yang dekat dengan rakyat. Ia suka mengembara dari satu daerah ke daerah lainnya agar bisa dekat dengan rakyat kecil.
Lepas dari benar atau tidak, hingga sekarang hidup cerita tentang kedatangan Sukarno ke beberapa tempat di Garut.
Baca Juga: Inilah Asal Muasal Nama Proklamator Kemerdekaan Indonesia
Kedatangan Sukarno di Garut itu pun meninggalkan bekas seperti keberadaan beberapa benda yang diklaim sebagai milik Sukarno.
Dalam cerita disebutkan bahwa Sukarno di antaranya pernah datang ke Pameungpeuk di kawasan Garut Selatan.
Di sana ia mengunjungi sebuah tempat yang bernama Kiarakohok. Yang unik, selain sempat berbincang dengan penduduk setempat, konon Sukarno pun pernah bertapa di tempat itu.
Adalah Karman, warga Cisompet, tetangga Pameungpeuk, (sekarang sudah meninggal), yang "keukeuh" menyebutkan bahwa Sukarno pernah bertapa di Kiarakohok.
Ia pun memiliki beberapa "bukti", di antaranya berupa catatan tangan tentang kehadiran Sukarno di Kiarakohok beserta beberapa benda milik Sukarno.
Ketika Megawati menjadi Presiden RI, Karman yang pengagum berat Sukarno itu, berangkat ke Jakarta untuk menyerahkan sebuah keris kepada Megawati yang katanya milik Sukarno.
Menurut Karman, keris itu ditinggalkan Sukarno di Kiarakohok saat putra Sang Fajar bertapa.
Baca Juga: Wajib Tahu 9 Tempat Wisata di Garut Nuansa Alam dan Air Paling Favorit, Berikut Destinasi Rekomended
Tempat lainnya di Garut yang menurut cerita pernah disinggahi Sukarno adalah sebuah desa di Kecamatan Tarogong Kaler.
Di sana Sang Proklamator itu diceritakan sempat mengunjungi makam Eyang Ligurjaya Karantenan.
Makam itu terletak di sebuah bukit kecil di Blok Cihaliwung, Desa Sukawangi.
Hingga sekarang, bukit yang dipenuhi dengan pohon-pohon loa besar itu, tampak terpelihara baik.
Rumput di sekitar makam dipotong pendek sehingga suasana tempatnya sangat nyaman.
Makam Eyang Ligurjaya dipercaya masyarakat setempat sebagai tempat keramat.
Untuk mengenang kedatangan Sukarno, di makam dipasang prasasti yang terbuat dari bahan marmer. Prasasti itu bertuliskan "KERAMAT BERSEJARAH".
Di samping kiri prasasti ada bendera merah putih terbuat dari bahan seng, sementara di atas kanan prasasti ada tulisan "Allah" yang juga terbuat dari seng.
Areal makam dikelilingi pagar setinggi dada orang dewasa.
Menurut warga, beberapa tahun ke belakang, di makam itu ada tulisan yang berbunyi "Tempat Bertapa Soekarno". Namun tulisan itu kini hilang.
Juru kunci, (kuncen) makam Eyang Ligurjaya Karantenan, Uro (40), menceritakan, beberapa saat setelah era Reformasi, para pembesar PDI-P pernah berkumpul di makam itu untuk berdoa.
Uro menambahkan, prasasti marmer dan bendera merah putih ditancapkan di tempat itu oleh Ibu Nengsih, warga Tarogong Kaler.
Ibu Nengsih sangat mengagumi Bung Karno. Dan prasasti sengaja disimpan sebagai pengingat bahwa Bung Karno pernah mengunjungi tempat itu.
Ir Sukarno memang selalu menarik untuk dibicarakan, baik sebagai pejuang, sang Proklamator, Presiden, maupun sebagai pribadi.
Tapi apakah benar Sukarno pernah mengunjungi tempat-tempat keramat di Garut? Wallohu alam.***