DESKJABAR - Diantara masyarakat senior Kota Bandung, yang pernah mengalami masa muda 1980-an, pernah semarak hobi merangkai atau membuat sendiri barang-barang elektronika.
Di Bandung ada dua pasar elektronik yang pernah dikenal ikon pusat penjualan komponen elektronika, yaitu Pasar Cikapundung dan Jaya Plaza Kosambi.
Pada masa-masa itu, hobi membuat mandiri barang-barang elektronika sedang digandrungi masyarakat. Apalagi, di sekolahan, ada pelajaran keterampilan elektronika.
Pada awal sampai menjelang akhir tahun 1980-an, banyak masyarakat menjadi mampu membuat sendiri barang-barang eletronik, misalnya radio, lampu kelap kelip, radio komunikasi (seperti walky talkie, handy talky, rig), pemancar radio, tape deck, amplifier (penguat suara), intercom, dsb.
Untuk membeli komponen dan kit rangkaian elektronika, rata-rata berasal dari uang jajan yang ditabung.
Nah, di Bandung, ada dua pasar elektronika utama yang pernah ramai oleh kalangan muda untuk membeli komponen-komponen elektronika, yaitu Pasar Cikapundung dan Jaya Plaza di Kosambi.
Melihat sejumlah kios kedua pasar itu pada Februari 2022 ini, memang masih cukup banyak yang bertahan menjual komponen-komponen elektronika, radio komunikasi, servis barang-barang elektronika, namun sebagian sudah bermigrasi ke penjualan computer.
Ada kenangan keasyikan tersendiri bagi mereka-mereka yang membuat barang-barang elektronik, karena hasil kualitasnya rata-rata bagus dan muncul produk-produk kreatif elektronika buatan masyarakat.
Produksi barang-barang elektronika tersebut kemudian banyak yang lebih bagus hasilnya dibandingkan buatan pabrikan. Yang jelas, ada kebanggaan bagi kalangan muda yang membuat sendiri barang-barang elektronik tersebut.
Baca Juga: Sensasi Malam Pengantin di Rumah Dikelilingi Kuburan, Bagaimana Rasanya ? Majalengka
Pada masa itu, salah satu tren yang berkembang, adalah saling kunjung diantara anak muda untuk saling melihat-lihat barang-barang elektronik buatan teman-teman mereka.
Biasanya, yang paling mendasar awal dibuat paling mudah, adalah rangkaian lampu flip-flop (kelap-kelip) atau bel rumah.
Pada masa-masa itu, kalangan muda di Kota Bandung menjadi banyak yang hafal secara keseharian, jenis-jenis komponen elektronila, seperti resistor, integrated circuit (IC), transistor, condesator, kawat email, trafo, dll.
Bahkan, solder (alat pematri timah untuk merekatkan komponen elektronik) sudah menjadi barang umum dimiliki anak-anak muda, terutama laki-laki.
Bahkan, hitung-hitungan ukuran dan kode seperti microfarad, ohm, kode spectrum warna, emitor-basis-collector, volt, ampere, dll, sudah sangat hafal di kepala.
Salah seorang warga Bandung, Yudi Nugraha, yang sedang berbelanja di Pasar Cikapundung, mengenang, “Zaman sekarang, pelajar dalam tasnya umum ada gadget atau smartphone, kalau dahulu, khususnya anak-anak laki-laki, di tasnya biasanya ada solder,” ujarnya.
Rekannya, Adang, mengatakan, bahwa pengalamannya yang paling berkesan adalah membuat intercom dan pemancar radio FM/AM.
Ketika itu, kenang mereka, suasana lingkungan orang-orang kebanyakan menjadi hangat. Kehadiran intercom dan radio pemancar radio mini lingkup RW menjadikan sarana komunikasi warga setempat.
Adang mengingat, penjualan kit rangkaian elektronika harganya rata-rata belasan ribu atau puluhan ribu rupiah, baik intercom, pemancar radio, amplifier, radio, radio komunikasi dll. Kalau rangkaian lampu klap-kelip atau bel rumah hanya sekitar Rp. 2.500 s.d 10.000.
Baca Juga: Inilah 5 Jalan di Kota Bandung yang Kabarnya Ada Hantu Tanpa Kepala dan Kuntilanak
“Kalau dibuat lagi, dengan belanja komponan yang sama, pada masa kini, tampaknya masih segitu-segitu juga. Cuma yang jual kit rangkaiannya masih ada atau tidak ?” Kata Adang.
Salah seorang penjual di Jaya Plaza Kosambi yang masih bertahan menjual komponen-komponen elektronika, Haji Kurnia, tampak langsung tersenyum mengenang suasana tahun-tahun 1985-1989 tersebut.
Disebutkan, kini sangat jarang yang menjual kit rangkaian elektronika. Yang umum pada masa kini masih ada, seperti amplifier atau lampu flip flop serta bel.
Baca Juga: Budidaya Anggur, Panen Buah di Bandung Dapat Dihasilkan Bentuk Lonjong
Ia menyebutkan, secara umum harga komponen-komponen elektronika terbilang masih sangat murah jika dihitung pada masa kini.
“Boleh dikatakan harganya tak begitu jauh dengan tahun-tahun 1980-an. Soalnya, untuk beberapa komponen, ibaratnya ‘sembako’ untuk barang-barang elektronika,” kata Haji Kurnia.
Namun memasuki tahun 1989, hobi merangkai dan membuat sendiri barang-barang elektronika mulai meredup. Salah satu penyebabnya, adalah munculnya barang-barang elektronika buatan pabrikan yang begitu menarik kala
Setelah itu, hobi keterampilan dan kemampuan elektronika seakan tersapu angin dan nyaris terlupakan zaman. Apalagi, kemudian memasuki tahun 1995 dan tahun 1997 sudah memasuki zaman komputer dan telefon genggam, berikut istilah-istilah baru. ***