Update ADA APA YAYASAN YOSEF DIPERIKSA? Kasus Pembunuh Subang, Jawaban KAPOLDA Irjen Pol Suntana tentang Saksi

3 Desember 2021, 19:44 WIB
SMP dan SMKS Nasional di Serangpanjang yang dinaungi Yayasan Bina Prestasi Nasional berpusat di Jalancagak, Subang /Google Maps

DESKJABAR - Memasuki babak baru semenjak kasus Pembunuhan Ibu dan anak di Subang diambil alih Polda Jabar dan dengan mulai nya masa kerja baru Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana, mengalami kemajuan yang pesat dengan adanya Analisis dan Evaluasi.

Hasil forensik dan pemanggilan para saksi secara serentak dan bersamaan, kemungkinan polisi tinggal mengumumkan pelaku dalam kasus Subang ini.

Tapi dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang polisi mengungkap secara hati-hati meskipun sudah mengantongi otak pelaku dari Pembunuhan Ibu dan anak di Subang dengan korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Baca Juga: TERBARU DI KASUS SUBANG : Algojo Amel, Tuti Bermotif Duit Besar? Ini Jawaban Menohok Kapolda Jabar Soal Saksi

Baca Juga: DETIK AKHIR KASUS SUBANG: Tak Butuh Pengakuan, HP Anak Mimin Istri Muda Yosef Dikroscek dengan BAP, HASILNYA?

Seperti kita ketahui, bahwa korban dan saksi dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini sebagian adalah besar pengurus Yayasan Bina Prestasi Nasional di Subang yang bergerak di bidang pendidikan.

Yayasan Bina Prestasi Nasional tersebut didirikan oleh saksi dalam kasus Pembunuhan di Subang yaitu Yosef sebagai ketua yayasan Bina Prestasi Nasional, dan Yoris sebagai sekretaris dan bendahara di pegang korban Tuti Suhartini dan Amel. Danu yang merupakan keponakan Yosef adalah sebagai pegawai di Yayasan tersebut.

Dan Yayasan Bina Prestasi Nasional tersebut bergerak di bidang pendidikan dengan mengelola dua lembaga pendidikan yakni SMP dan SMK.

Kedua lembaga itu melalui yayasan kerap kali mendapat bantuan dari pemerintah salah satunya dana operasional sekolah yang disebut BOS.

Dalam analisa yang dilakukan Anjas Asmara melalui Kanal YouTube Anjas di Thailand dengan tema " Menilai keterkaitan korban dengan Yayasan Bina Prestasi Nasional seperti terlupakan".

Bisa saja ada motif pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut, terkait dengan dana besar yang ada di yayasan, ungkap Anjas.

Seperti kita ketahui pemerintah sekarang ini menyalurkan bantuan di bidang pendidikan dengan dana terbesar kedua setelah dibidang kesehatan.

Dalam bidang pendidikan biasanya menyalurkan bantuan di bidang pendidikan melalui dana BOS dengan menyalurkan melalui sekolah-sekolah, dana BOS yang disalurkan besarannya mencapai sekitar Rp 6 triliun, jumlah dana yang lumayan sangat besar.

Menurut Anjas, dari berbagai pemberitaan di media massa, banyak sekali pemberitaan soal terjadinya korupsi dana BOS, yang terjadi di berbagai daerah. Salah satu contohnya kasus terjadi di sekolah di Jakarta

Ada satu temuan dimana dana BOS sebesar Rp 200 juta dibagikan kepada para guru baik itu guru PNS maupun guru honorer.

Banyak di antara guru yang mendapat bagian tersebut mengakui bahwa mereka tidak tahu kalau sumber uang yang dibagikan itu berasal dari dana BOS, mengingat bukan peruntukannya.

Apakah kasus-kasus seperti ini juga ada hubungannya dengan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang. Bisa jadi, menurut Anjas, ada oknum di yayasan yang merasa terancam dengan keberadaan Tuti dan Amel.

Apakah kasus-kasus seperti ini bila dihubungkan dengan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang. Bisa jadi, menurut Anjas, ada oknum di yayasan yang merasa terancam dengan keberadaan korban Tuti dan Amel.

Menurut Anjas, bisa saja dengan masuknya Tuti sebagai bendahara yayasan dan Amel sebagai sekretaris yayasan, selain sebagai pendiri, yayasan sedang mengalami kemajuan pesat.

Ini terbukti dari gaji yang diperoleh pengurus cukup besar untuk tingkat penghasilan di daerah.

Demikian juga dengan kepemilikan mobil yang dipakai Tuti dan Amel, itu menunjukkan yayasan mengalami kemajuan pesat.

Dilihat banyak kasus korupsi dana BOS yang terjadi di Indonesia, Anjas menduga, bisa saja ada oknum yang merasa terganggu dengan ketertiban administrasi yang diterapkan almarhum Tuti dan Amel.

Baru-baru ini Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana kembali menegaskan, kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat penyelidikannya tetap jalan terus.

"Penyidik Polda Jabar telah mem-backup pengungkapan kasus ini, kita mengulang pemeriksaan beberapa saksi. Mohon doa restunya agar kasus ini bisa segera terungkap," kata Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana saat menghadiri satu acara di Cirebon, Rabu 1 Desember 2021.

Irjen Pol Suntana menyatakan pihaknya masih akan memeriksa saksi-saksi untuk mengumpulkan barang-barang bukti yang lebih kuat dan meyakinkan untuk menentukan siapa yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang itu.

Ketika ditanya apakah Polda Jabar sudah mengantongi nama tersangka, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana buka suara.

Irjen Pol Suntana mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan kepada para saksi-saksi termasuk barang bukti.

Tak hanya itu, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana juga mengungkap adanya fakta baru kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini.

"Kami tidak mengatakan ada saksi kunci,” kata Irjen Pol Suntana saat ditanya oleh awak media tentang adanya saksi kunci.

Irjen Pol Suntana menegaskan tidak ada saksi kunci dalam kasus Subang sebagaimana kerap disebutkan sebelumnya.

Jawaban Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana itu cukup mengejutkan tentang saksi kunci mengingat selama ini, ada semacam anggapan dari masyarakat luas bahwa ada saksi kunci yang bisa mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak Subang.

Adapun mengenai masalah yang terkait seperti apa hasil pemeriksaannya, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana mengatakan, untuk sementara ini hal itu belum bisa diungkap.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler