DESKJABAR – Berbagai aktivitas perdagangan di pasar tradisional masih menjadi pemandangan menarik sampai kini.
Adalah perdagangan makanan jajanan yang dijual pada kios-kios di pasar-pasar tradisional yang tetap bertahan dari masa ke masa.
Begitu pula semasa pandemi Covid-19 ini, penjualan makanan jajanan di kios-kios pasar-pasar tradisional di Jawa Barat, seperti di Bandung, Cimahi, Sumedang, Garut, dll, tampak masih tetap ramai pembelinya.
Biasanya, para pembeli makanan jajanan di pasar-pasar tradisional sangat ramai saat subuh. Mereka yang membeli saat subuh, biasanya para pedagang warung untuk kemudian dijual eceran.
Selain karena makanannya rata-rata masih segar atau baru datang dari kiriman, juga memang ada suasana mengasyikan di pasar tradisional saat subuh.
Untuk kue-kue kering, misalnya gulali kering, peuyeum keratan, koya, susu coklat bubuk sachet, ali agrem, dodol, roti, snack, wajit, dll.
Jika memperhatikan kemasannya satu persatu, tampak bahwa jajanan pasar tersebut rata-rata buatan usaha rumahan skala kecil-menengah, asal Garut, Ciamis, Sumedang, dll.
Rata-rata, makanan jajanan pasar tersebut dijual antara Rp 2.000 s.d 4.500/bungkus isi sepuluh potong.
Baca Juga: SEJARAH JAWA BARAT, Di Zaman Kolonial, Makanan Peuyeum Sampeu Sangat Disukai Orang Eropa
Sedangkan untuk basahan, misalnya dadar gulung, sate jebred, ketan, leupeut, gemblong, onde-onde, agar-agar basah, jojodog monyet, limpung, ongol-ongol, dll.
Rata-rata dijual satuan Rp 400-1.000-an setiap jenis makanan.
Pembelinya banyak
Dari setiap masa yang diperhatikan DeskJabar, tampak para penjual jajanan di pasar-pasar tradisional tetap bertahan. Para pembelinya selalu banyak, baik untuk dijual lagi di warung-warung maupun langsung dimakan.
Sejumlah pedagang kios makanan jajanan pasar di Cimahi, Bandung, dan Tanjungsari Sumedang, senada menyebutkan, bahwa harga rata-rata tersebut memang untuk dijual kepada yang usaha warung.
“Ya..rata-rata setiap bungkus isi sepuluh tersebut, untungnya Rp 500 s.d 1.000. Memang kecil ya..tapi laris..dan konsumennya tetap banyak,” ujar salah seorang penjual makanan, Dedeh, di Pasar Rawa, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Begitu pula pedagang makanan kering di Pasar Tanjungsari, Oom, Sumedang, yang menyebutkan, bahwa makanan jajanan pasar ini tak pernah sepi pembeli.
“Alhamdulillah, di tengah maraknya makanan modern oleh kalangan milenial, makanan-makanan jajanan pasar tradisional ini tetap bertahan dari masa ke masa,” ucapnya. (Kodar Solihat/DeskJabar) ***