Memprihatinkan, Lahan-lahan Subur di Cianjur Digeser Menjadi Usaha Wisata

22 Februari 2021, 11:16 WIB
Pelatihan perbibitan ikan lele bagi pesantren di Kabupaten Cianjur /Kementerian Kelautan dan Perikanan

DESKJABAR - Kabupaten Cianjur dikhawatirkan akan mengalami kemunduran sektor usaha perikanan, akibat bertambahnya usaha wisata yang dibuka di kabupaten tersebut.

Ironisnya, pembukaan usaha wisata di Kabupaten Cianjur, adalah dengan cara menggunakan lahan-lahan subur. Padahal, lahan-lahan subur tersebut sangat bermanfaat untuk usaha perikanan, yang diketahui masih salah satu kultur masyarakat Ciajur.

Berdasarkan keterangan tertulis diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Senin, 22 Februari 2021. anggota DPR-RI Komisi IV, Budhy Setiawan memprihatinkan lahan-lahan subur di Kabupaten Cianjur, kini digeser menjadi lahan wisata.

Ia menyebutkan bahwa penting bagi Kabupaten Cianjur untuk mengembangkan keunggulan dan potensinya dalam sektor budidaya perikanan, alih-alih pengembangan sektor pariwisata.

Baca Juga: 22 Perjalanan Kereta Api di Wilayah Daop 3 Cirebon Kembali Dibatalkan

Budhy Setiawan menilai, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cianjur sejak tahun 2009 yang berangsur sampai dengan saat ini adalah karena lahan-lahan subur untuk kegiatan tambak, perikanan tangkap, dan pertanian digeser menjadi lahan wisata.

“Ada kesalahan dalam penentuan fokus strategi di mana Kabupaten Cianjur tidak berfokus pada keuntungan kompetitif, keuntungan komparatif, dan keuntungan mutlak yang dimilikinya, yang adalah di sektor pertanian kelautan dan perikanan,” ungkapnya.

Pada saat yang sama, Budhy Setiawan mengapresiasi langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (BPPP) Tegal melaksanakan ‘Pelatihan Pembenihan Ikan Lele’ bagi masyarakat perikanan di Kabupaten Cianjur pada 17-18 Februari 2021.

“Dengan adanya pelatihan ini, saya harap Cianjur dapat kembali kepada potensi yang keunggulan dimiliki karena itu yang dapat membawa Cianjur untuk lepas dari ketertinggalan Indek Pembangunan Manusia (IPM)," lanjut Budhy.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta Senin, 22 Februari 2021: Elsa Histeris Ditahan di Kantor Polisi

Kepala Pusat Pelatihan KP Lilly Aprilya Pregiwati, menyampaikan pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pelatihan guna mendukung arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam mengembangkan perikanan budidaya untuk meningkatkan devisa negara.

"Sebagaimana diketahui, saat ini KKP tengah memprioritaskan pembangunan kampung-kampung atau sentra perikanan budidaya yang terintegrasi dari hulu ke hilir demi memperkuat ketahanan pangan nasional", ujarnya.

Diikuti oleh 50 orang santri Pondok Pesantren Buhairatur Istirhamiah di Kabupaten Cianjur, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para santri dalam melakukan usaha pembenihan ikan lele sehingga dapat menghasilkan benih ikan yang baik dan sesuai dengan klasifikasi bibit unggul.

Dalam pelatihan ini, para peserta latih diberikan kurikulum lengkap meliputi persiapan wadah dan media, seleksi induk, teknik pembenihan, pemeliharaan larva, kultur pakan alami, dan pemanenan selama 16 jam.

Pasca pelatihan, penyuluh perikanan pun akan terus melakukan pendampingan kepada purnawidya untuk memastikan bahwa para peserta dapat menerapkan ilmu yang didapat selama pelatihan

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandung dan Sekitarnya Hari Ini Senin 22 Februari, Potensi Hujan Petir di Sejumlah Wilayah

Potensi pembenihan

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja menyatakan bahwa pada masa pandemi saat ini, usaha budidaya ikan merupakan salah satu usaha yang menarik minat masyarakat. Untuk itu, KKP mengambil kesempatan ini untuk mengembangkan kompetensi masyarakat sekaligus meningkatkan produksi budidaya ikan.

“Seiring dengan terus ditingkatkannya produksi budidaya ikan, sangat tepat jika di sektor hulunya yaitu pembenihan turut ditingkatkan. Tanpa kegiatan pembenihan ikan, kegiatan lain seperti pendederan dan pembesaran tidak akan terlaksana karena benih yang digunakan semuanya berasal dari sana,” ucapnya.

Sjarief menyebutkan 2 (dua) alasan penting pelatihan ini dilaksanakan di pondok pesantren. Pertama, sebagai lembaga non-formal, pondok pesantren merupakan lingkungan yang efektif untuk pembelajaran pengembangan usaha. Kegiatan pelatihan kali ini diharapkan dapat mewujudkan pemberdayaan umat dan menjadi ladang dalam mencetak wirausahawan baru.

“Selain sebagai pusat pendidikan agama, pesantren juga merupakan pusat pengembangan dan transformasi sosial dan ekonomi masyarakat. Mengembangkan sektor budidaya di lingkup pesantren dapat berujung kepada roda budidaya perikanan yang meluas kepada masyarakat Cianjur secara keseluruhan,” ucapnya.

 Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandung dan Sekitarnya Hari Ini Senin 22 Februari, Potensi Hujan Petir di Sejumlah Wilayah

Kedua, KKP melalui BRSDM memiliki tanggung jawab moral untuk meningkatkan kualitas SDM di lingkungan pesantren melalui penyediaan dan peningkatan gizi berbasis ikan.

“Selain kualitas SDM para santri ini meningkat, kami berharap para santri akan semakin terbiasa untuk mengonsumsi ikan. Saat ini, tingkat konsumsi ikan di lingkungan pesantren masih berkisar 9 kg/kapita/tahun. Melalui program ini, semoga setidaknya terjadi peningkatan jadi 15 kg/kapita/tahun,” tuturnya.

 Menyambut baik kegiatan pelatihan, Pimpinan Pondok Pesantren Buhairatur Istirhamiah, Familia Umi Yuliastuti menyebut, pelatihan dapat membantu santri untuk dapat bergerak kedalam perekonomian yang lebih baik. Ia melihat hal ini juga dapat berkembang sebagai bentuk pemberdayaan perempuan di Cianjur.

Baca Juga: Mensos Tri Rismaharini Kirim 2 Truk Bantuan Logistik Untuk Korban Banjir Kabupaten Bekasi.

Turut hadir dalam kesempatan ini Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur, Parwinia, Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan Bogor, Nurhidayat, dan jajaran instruktur serta penyuluh perikanan BPPP Tegal. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Terkini

Terpopuler