PERKEMBANGAN Gempa Dahsyat Turki dan Suriah, Korban Tewas Lebih dari 4000 Orang, Peta Kerusakan Seluas Belanda

- 8 Februari 2023, 05:56 WIB
Warga mengungsi ke Mesjid Ulu di Kota Diyarbakir, Turki selatan akibat gempa dahsyat
Warga mengungsi ke Mesjid Ulu di Kota Diyarbakir, Turki selatan akibat gempa dahsyat /Reuters/Sertac Kavar/

DESKJABAR-Dua gempa dahsyat yang terjadi di Turki dan Suriah pada Senin, 6 Februari 2023 berkekuatan magnitude 7,8 dan 7,5 telah menewaskan lebih dari 4.000 warga. Jumlah korban tewas diyakini akan terus bertambah.

Penambahan jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat Turki dan di Suriah tersebut karena bencana ini telah meruntuhkan ribuan bangunan, yang diantaranya banyak warga yang terjebak di dalam reruntuhan.

Gempa tersebut juga telah mengakibatkan sekitar 4 juta warga Suriah membutuhkan bantuan kemanusiaan, setelah sebelumnya mereka juga harus menderita akibat  terjadinya perang saudara.

Baca Juga: Usulan Tol Macita Terhubung Cisamdawu-Getaci Makin Menguat: Lebih Berdampak Positif Bagi Utara+Selatan Jabar

Sementara sebuah sumber menyatakan akibat gempa yang melanda Turki bagian selatan dan Suriah bagian utara tersebut, peta kerusakan  mencapai seluas negara Belanda dan diyakini jumlah korban tewas lebih dari 5000 warga.

Sejumlah negara asing pun menyatakan kesiapannya memberikan bantuan kepada kedua negara tersebut.

Evakuasi Korban di Tengah Cuaca Dingin

Sebuah sumber menyebutkan bahwa dua gempa yang menguncang wilayah Turki selatan dan Suriah bagian utara pada Senin lalu telah meluluhlantakan kedua wilayah tersebut dan telah menelan korban lebih dari 4000 orang.

Jumlah ini diyakini akan terus bertambah karena peta kerusakan akibat gempa dahsyat tersebut cukup luas dan hampir seluas negara Belanda. Ratusan ribu bangunan di kedua wilayah itu runtuh.

Gempa dashyat tersebut diakibatkan oleh gelombang kejut dipancarkan dari Patahan Anatolia yang melewati daerah tersebut.

Gempa yang berpusat di provinsi Kahramanmaras di tenggara Turki, membuat penduduk Damaskus dan Beirut bergegas ke jalan dan dirasakan hingga Kairo.

Baca Juga: Daisuke Sato Percaya Persib Bandung Jadi Klub Nomor Satu di BRI Liga 1, Ini Rahasianya

Tim penyelamat di Turki dan Suriah harus melewati cuaca malam yang sangat dingin untuk melakukan evakuasi para korban dari jebakan reruntuhan.

Pihak berwenang mengkhawatirkan jumlah korban tewas akibat gempa sebelum fajar pada Senin dan gempa susulan akan terus meningkat saat tim penyelamat mencari korban selamat di antara tumpukan logam dan beton yang tersebar di seluruh wilayah yang dilanda perang saudara Suriah selama 12 tahun dan krisis pengungsi.

Pemandangan duka menyelimuti wilayah gempa ketika para korban berteriak minta tolong di antara puing-puing bangunan, di tengah cuaca dingin.

Para pekerja dengan hati-hati menarik lempengan beton dan meraih jenazah saat keluarga yang putus asa menunggu kabar dari orang yang dicintai.

Baca Juga: Resepsi Puncak Satu Abad Hari Jadi Nahdlatul Ulama, Begini Kata Presiden Joko Widodo

“Cucu saya berumur 1,5 tahun. Tolong bantu mereka. … Mereka berada di lantai 12,” tangis Imran Bahur di dekat gedung apartemennya yang hancur di kota Adana, Turki.

Di kota Gaziantep, Turki, ibu kota provinsi sekitar 33 kilometer (20 mil) dari pusat gempa, orang-orang berlindung di pusat perbelanjaan, stadion, masjid, dan pusat komunitas. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan tujuh hari berkabung nasional.

Presiden AS Joe Biden menelepon Erdogan untuk menyampaikan belasungkawa dan menawarkan bantuan kepada sekutu NATO itu. Gedung Putih mengatakan sedang mengirim tim pencarian dan penyelamatan untuk mendukung upaya Turki.

Presiden Ukraina, Zelensky yang tengah menghadapi perang dengan Rusia pun, menyatakan kesiapan mengirimkan bantuan ke Turki dan Suriah. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x