Adakah WNI Menjadi Korban Gempa Dahsyat Turki? Ini Penjelasan KBRI

- 7 Februari 2023, 05:38 WIB
Sejumlah warga mencoba mengevakuasi warga lainnya yang tertimpa reruntuhan rumah gedung di Turki akibat gempa dahsyat yang melanda negara merka, Senin 6 Februari 2023 dini hari waktu setempat.
Sejumlah warga mencoba mengevakuasi warga lainnya yang tertimpa reruntuhan rumah gedung di Turki akibat gempa dahsyat yang melanda negara merka, Senin 6 Februari 2023 dini hari waktu setempat. /Reuters/

DESKJABAR -  Menyusul gempa bumi dahsyat berkekuatan M 7,8 yang melanda Turki Senin 6 Februari 2023 dini hari waktu setempat,  adakah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dahsyatnya gempa Turki?

Menurut catatan KBRI, terdapat  sekitar 6500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah tersebut terdapat sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya.

Sebagian besar berstatus pelajar dan mahasiswa dan sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional.

Akibat gempa dahyat itu kata KBRI, sejumlah WNI di Kahramanmaras harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan parah.

Baca Juga: Gempa Dahsyat Guncang Turki dan Suriah Berkekuatan M 7,8, Lebih 3000 Orang Meninggal dan Ribuan Rumah Hancur

"KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat," tulis penyataan KBRI.

Lebih lanjut KBRI mengatakan, sejauh ini tidak ada korban tewas warga negara Indonesia (WNI). Kecuali tiga orang WNI mengalami luka.

“Satu orang di Kahramanmaras dan dua orang Hatay, dan saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat”, katanya.

Tewaskan 3.000 orang

Reuters melaporkan, sekitar  3.000 orang di seluruh wilayah Turki dan Suriah barat laut meninggal dunia akibat gempa bumi dahsyat yang melanda Turki dan Suriah itu.

Baca Juga: Jabar-Jateng segera Terhubung, Tol Getaci Jadi Dibangun Tahun Ini: 2 Desa Telah Terima Uang Ganti Rugi

Ditambah cuaca musim dingin yang membekukan menambah penderitaan ribuan orang yang terluka atau kehilangan tempat tinggal dan menghambat upaya untuk menemukan korban selamat.

Gempa berkekuatan M 7,8 meruntuhkan seluruh blok apartemen di kota-kota Turki dan menyebabkan lebih banyak kehancuran pada jutaan warga Suriah yang telantar akibat perang bertahun-tahun.

Di Diyarbakir di tenggara Turki, seorang wanita setengah baya menuturkan di samping reruntuhan tempat  tinggalnya.

“Kami sangat terguncang. Ada sembilan orang dari kami di rumah. Dua putra saya masih berada di reruntuhan, saya menunggu mereka,” katanya.

Sedangkan Abdul Salam al-Mahmoud, seorang Suriah di kota utara Atareb sambil merawat lengannya yang patah dan memiliki luka di wajahnya mengatakan:  “Itu  (gempa) seperti kiamat. Cuacanya sangat dingin dan hujan deras, dan orang-orang perlu diselamatkan.”

Baca Juga: Muncul Usulan Tol Macita Terkoneksi dengan Cisumdawu dan Getaci: Tokoh Tasikmalaya Sangat Mendukung

Reuters menyebutkan, gempa yang melanda Turki dan Suriah Senin pagi itu adalah yang terbesar yang tercatat di seluruh dunia oleh Survei Geologi AS sejak gempa di Atlantik Selatan yang terpencil pada Agustus 2021.

Korban pada Senin menandai korban tewas tertinggi akibat gempa bumi di Turki sejak 1999, ketika gempa dengan kekuatan yang sama menghancurkan wilayah Laut Marmara timur yang berpenduduk padat di dekat Istanbul, menewaskan lebih dari 17.000 orang.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x