Setelah mengamankan pelaku, kepada NHK, polisi mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku adalah senjata buatan tangan.
Sementara itu,seorang saksi yang berada di tempat kejadian yang lokasinya dekat stasiun kereta api Yamato-Saidaiji Nara mengatakan, dia mendengar dua suara tembakan, dan melihat asap di sekitar tubuh Shinzo Abe.
Sebelum pukul 3 sore, Perdana Menteri Fumio Kishida mengumumkan kepada wartawan bahwa mantan PM Jepang Shinzo Abe dalam "kondisi serius" dan bahwa tindakan darurat sedang diambil untuk menyelamatkan hidupnya.
"Itu adalah tindakan biadab yang terjadi di tengah-tengah berlangsungnya pemilihan, dasar demokrasi," kata Kishida. "Saya mengutuknya dengan kata-kata yang paling keras atas perbuatan tersebut," tambahnya.
Penembakan mantan PM Jepang itu sangat mengejutkan, mengingat Jepang memiliki undang-undang yang ketat tentang kepemilikan senjata sehingga kasus penembakan jarang terjadi.
Menurut buku putih polisi, ada 21 penangkapan karena penggunaan senjata api pada tahun 2020, dengan 12 di antaranya terkait geng.
Shinzo Abe yang meninggalkan jabatan sebagai PM Jepang pada 2020, saat ini tercatat sebagai anggota Parlemen Majelis Rendah dan pemimpin fraksi terbesar di partai yang berkuasa saat ini yakni Partai Demokrat Liberal.
Shinzo Abe dikenal sebagai salah satu politisi yang paling berpengaruh di Jepang.
Saat ditembak, Shinzo Abe sedang berjuang untuk LDP menjelang jajak pendapat majelis tinggi yang akan berlangsung Minggu 10 Juli 2022.