Pemerintah Malaysia Menegaskan Inflasi yang Rendah Telah Dikendalikan

- 2 Juli 2022, 20:48 WIB
Pedagang ayam segar berjualan di Pasar Pudu, Kuala Lumpur, Kamis (2/6/2022). Pemerinta Malaysia mulai menjalankan larangan ekspor ayam per 1 Juni setelah mengalami kekurangan pasokan beberapa bulan terakhir.
Pedagang ayam segar berjualan di Pasar Pudu, Kuala Lumpur, Kamis (2/6/2022). Pemerinta Malaysia mulai menjalankan larangan ekspor ayam per 1 Juni setelah mengalami kekurangan pasokan beberapa bulan terakhir. /ANTARA/Virna P Setyorini/

DESKJABAR – Pemerintah Malaysia akan berusaha untuk menjaga tingkat inflasi negara itu rendah dan terkendali, untuk memastikan kesejahteraan keluarga Malaysia, kata Anual Musa, Sekretaris Gugus Tugas Khusus Jihad vs Inflasi.

Annuar,  Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia, mengatakan pihaknya mewaspadai semua harga barang dan jasa yang dapat berkontribusi terhadap kenaikan inflasi, kecuali ayam, telur, dan minyak goreng.

Seperti dikutip Bernama Kamis, "Kami juga mengkonfirmasi bahwa kami akan terus mengambil pendekatan proaktif untuk mengendalikan dan menjaga inflasi negara ke tingkat yang rendah dan terkendali."

Annuar mengatakan pembentukan satgas juga akan memperkuat kerja sama antar lembaga yang berbeda dan berkembang sesuai kebutuhan.

Tugas utama Satgas tidak terbatas pada kementerian dan lembaga anggota, dan menteri lain diundang ke Satgas jika ada masalah terkait.

Baca Juga: Indonesia Berpeluang Bawa 2 gelar Juara Malaysia Open 2022, Apriyani Siti Fadia dan Fajar Rian ke Final

"Ada juga beberapa instansi yang terlibat, antara lain Bank Negara Malaysia (BNM), Polis Diraja Malaysia (PDRM), dan kelompok penasihat yang ahli untuk memberikan pendapat dan saran kepada gugus tugas ini, terutama pada langkah-langkah yang mungkin dilakukan," ujarnya.

Annuar mengatakan bahwa sementara inflasi secara global meningkat, Malaysia tetap menjadi salah satu negara dengan tingkat inflasi terendah sebesar 2,8%.

"Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa ini adalah hasil dari komitmen pemerintah untuk memberikan beberapa subsidi dan menerapkan pengendalian harga, terutama untuk bahan pokok," Katanya.

Seperti dikutip DeskJabar.com dari antaranews.com, tahun lalu, pemerintah  menyetujui  total 33 miliar ringgit subsidi pada 2022 di Parlemen.

Namun, karena  kenaikan harga, Departemen Keuangan memperkirakan bahwa subsidi yang sebenarnya akan bernilai lebih dari RM70 miliar atau Rp 237,39 triliun.

"Artinya, pemerintah akan mempertahankan kebijakan  subsidi komoditas tertentu agar masyarakat tidak terkena  inflasi yang tinggi," ujarnya.

Rapat perdana Satgas Anti Inflasi  dihadiri  oleh Menteri Negara Perdagangan  dan Konsumen Alexander Nantalingi dan Menteri Luar Negeri Mohd Zuki Ali.

Pada hari Rabu (29 Juni), Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengumumkan bahwa Kabinet telah menyetujui pembentukan satuan tugas khusus untuk membantu keluarga Malaysia mengatasi kenaikan biaya hidup.

Baca Juga: Hasil Malaysia Open 2022 Hari Ini Apri-Fadia dan Fajar-Rian Lolos ke Final, Jonatan Cristie Kalah

Ismail Sabri Yaakob, tugas pokok Satgas Khusus mengumpulkan semua informasi dari kementerian, lembaga, dan masyarakat umum, serta mengatasi masalah  inflasi.

Khususnya dalam mengelola kenaikan harga secara lebih efisien dan efektif. Strategi untuk melakukannya dan mengkoordinasikan tindakannya.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x