DESKJABAR – Bagi warga Sichuan, Tiongkok, tanggal 10 Juni akan selalu dikenang sebagai masa lalu kelam yang menyayat hati yang terjadi di Sungai Dadu.
Bagaimana tidak, 100 ribu warga Sichuan diperkirakan tewas ketika bendungan yang terbentuk akibat gempa di Sungai Dadu, roboh, yang berdampak ke wilayah yang lebih luas.
Sejarah hari ini tidak bermaksud untuk mengungkit kepedihan di masa lalu, namun untuk mengingatkan agar manusia menghormati alam. Agar kejadian tewasnya 100 ribu warga Sichuan Tingkok pada 10 Juni 1786, tidak terulang kembali.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI, Pembantaian Amritsar oleh Tentara Inggris Menewaskan 1.526 Warga India
Ironisnya, bencana hebat yang terjadi pada 10 Juni 1786 itu, sebagai dampak lanjutan dari getaran gempa yang melanda wilayah Sichuan sepuluh hari sebelumnya.
Dokumen sejarah Tiongkok mencatat bahwa pada tanggal 1 Juni 1786, gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,75 terjadi di daerah Kangding-Luding, Sichuan, Tiongkok barat daya.
Getaran gempa bumi yang cukup dahsyat tersebut mengakibatkan tanah longsor besar yang jatuh ke Sungai Dadu yang melintas di kawasan tersebut.
Akibatnya longsoran tanah yang cukup besar tersebut akhirnya membentuk bendungan alam yang memblokir aliran Sungai Dadu.
Sepuluh hari kemudian, jebolnya bendungan secara tiba-tiba mengakibatkan bencana banjir di hilir.
Catatan sejarah Tiongkok mendokumentasikan lebih dari 100 ribu kematian akibat banjir. Ini mungkin peristiwa paling berbahaya yang pernah disebabkan oleh runtuhnya bendungan tanah longsor di dunia.