Baca Juga: PENTING untuk Diingat, 15 Tips dan Trik untuk Traveller Saat Berlibur Menggunakan Travel Agent
Bhaskara kemudian tampil di North Sea Jazz Festival pada tahun 1986. Formasi Bhaskara 86 mengalami sedikit perubahan. Luluk Purwanto kembali menjadi primadona pementasan mereka.
Komposisi lagu yang dibawakan Bhaskara dianggap memiliki dan mewakili warna musik kepribadian yang khas unsur keIndonesiaannya.
Setelah tampil selama dua kali di ajang bergensi North Sea Jazz Festival, Bhaskara masuk ke dapur rekaman dengan berformasikan Udin Zach (flute & saxophone), Djoko W.H. (gitar), A.S. Mates (bass), Bambang Nugroho (piano), Didi Hadju (kibor), Karim Suweileh (drum), Dullah Suweileh (perkusi), Luluk Purwanto (biola dan vokal) dan Vonny Sumlang (vokal).
Mendapat Respon Bagus
Album rekaman mereka mendapat respon yang sangat bagus, sedikitnya 75,000 keping pita kaset terjual ludes. Sebuah angka yang fantastis dicapai oleh rekaman musisi Jazz Indonesia pada masa itu.
Berisikan lagu-lagu bagus dengan hits lagu seperti "Betawi", "Putri", "Life Is Too Short To Worry". Lagu “Betawi” menjadi fenomenal, permainan biola Luluk Purwanto di lagu tersebut menghidupkan nyawa dari lagu tersebut.
Selepas merilis album pertama Bhaskara 86, mereka merilis album kedua pada tahun 1987 berjudul "Lady Bird". Namun secara komersial lagu mereka tak semenggembirakan album pertamanya.
Lagu "Bayang-bayang" dari album ini menjadi salah satu lagu dalam kompilasi Indonesian Jazzy Vocals Too. Uniknya, justru lagu “Bayang Bayang” adalah lagu yang tidak disertakan dirilis ulang dalam album tersebut pada tahun 1988.
Baca Juga: BREAKING NEWS, Gempa Hari Ini Kembali Guncang Pangandaran Berkekuartan M 5,0