Obrolan pun mengalir dengan santai diselingi tawa lepas. Satu yang tertangkap dari profil para pesonil band ini di luar panggung adalah santun dan ramah.
Padahal menurut Ery pemain bass yang kerap dipanggil abah, jika sudah sudah di atas panggung, penampilan mereka akan berubah 360 derajat menjadi rocker yang “garang”.
Ungkapan Ery ini ada benarnya, saat berkesempatan melihat langsung proses latihan mereka. Suasana ruang studio pun menjadi gempita dengan raungan melodi berkecepatan tinggi dan pukulan drums yang menghentak tanpa jeda.
Suara Fey yang benar-benar mirip dengan sang vokalis Guns N’ Roses, Axl Rose memberikan aksen bahwa grup band ini tidak main-main.
Kemampuan Ajot sang gitaris band Brownstone memasukkan nafas melodi gitar dengan style bermain ala Slash semakin menggenapkan kekompakan grup ini dalam membangun setiap karya lagu.
Selain Fey dan Ajot yang menjadi ikon duo Axl Rose dan Slash di Guns N’ Roses yang mencuri perhatian adalah kehadiran Oji sang drummer yang mengingatkan kita kepada permainan drummer Guns N’ Roses, Matt Sorum.
Aji yang terbilang masih berada di generasi milenial ini buktinya enjoy saat dia bermain untuk Brownstone dengan karya-karya Guns N’ Roses.
Begitu juga dengan permainan Bass, Ery yang memberi nyawa pada ketukan drums yang dibangun Oji serta Iko yang menutup keseluruhan harmoni musik dengan permainan keyboardnya.
Menurut Abah Ery didampingi personil lainnya, dari sekian audisi bagi calon personil Brownstone yang lebih berat ada pada jabatan vokalis sebagai frontman dari sebuah grup band.