Opik, Penjual Aksesoris yang Memanfaatkan Musim Anak Bermain Lato-lato di Area Masjid Raya Al Jabbar

- 30 Desember 2022, 20:06 WIB
Opik (31) seorang pedagang aksesoris yang berjualan di area parkir Masjid Raya Al Jabbar pada acara peresmian, Jumat 30 Desember 2022.
Opik (31) seorang pedagang aksesoris yang berjualan di area parkir Masjid Raya Al Jabbar pada acara peresmian, Jumat 30 Desember 2022. /DeskJabar.com/Dicky Harisman/

DESKJABAR - Acara peresmian Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage Kota Bandung pada Jumat, 30 Desember 2022 ini telah menjadi keberkahan bagi para pedagang yang berjualan di area parkir Masjid Raya Al Jabbar.

Para penjual yang terdiri dari makanan, minuman, mainan hingga aksesoris ini banyak diserbu pengunjung yang datang sejak pagi hari ke Masjid Raya Al-Jabbar.

Hal itu dialami juga oleh Opik (31) salah seorang penjual aksesoris yang setiap harinya berjualan di sekolah-sekolah, tak urung mendapat rejeki dari acara peresmian Masjid Raya Al-Jabbar oleh Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil.

Baca Juga: Shafira Grup Terima Penghargaan dari Panitia Peresmian Masjid Raya Al Jabbar Sebagai Dukungan Acara

Warga Rancaekek kabupaten Bandung ini memanfaatkan peluang dagang dengan menjual lato-lato untuk anak-anak yang saat ini tengah libur sekolah.

Dalam sehari, Opik bisa menjual lato-lato sebanyak 40 buah dengan harga Rp 15.000 per buah.

"Sehari-hari saya jualan aksesoris di sekolah, yang saya jual kalung, gelang kesukaan anak-anak," ujar Opik.

Opik membeli lato-lato ini dari salah satu penjual grosir di daerah Rancaekek dekat rumahnya.

Lato-lato ini dijual Opik bersamaan dengan dagangan lainnya, aksesoris yang setiap harinya dijajakan berkeliling.

"Mumpung anak-anak lagi gemar main lato-lato, maka saya menambahkan jualan lato-lato. lumayan bisa menambah risiko dapur," lanjutnya.

Baca Juga: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Ajak Maci ke Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Sang Ibunda pun Menangis Terharu

Untuk menarik minat calon pembelinya, Opik berlatih keras agar dia bisa memainkan lato-lato sebelum pergi berjualan.

Saat ini Opik sudah menguasai dua gaya bermain lato-lato yakni gaya Tornado dan gaya Helikopter.

"Awalnya memang susah, tapi gimana tuntutan dapur, saya jadi harus mahir," tukasnya.

Kegandrungan anak-anak memainkan lato-lato atau ada juga beberapa daerah yang menyebutnya Knok-knok ini menjadikan anak-anak punya hobi baru.

Memainkan alat permainan ini dengan cara membenturkan dua bola keras dengan dua tali yang dimainkan dengan tangan.

Semakin cepat putaran dan semakin banyak ragam putarannya membuat penasaran banyak anak untuk memiliki permainan yang bukan baru-baru amat.

Biasanya anak-anak suka berlomba dengan temannya untuk bertaruh memainkan alat permainan ini.

Baca Juga: VIRAL : Noknok atau Latto - Latto Mainan Jadul Kembali Hits pada Anak-Anak Masa Kini, Berikut Sejarah !

Siapa yang paling lama mampu memutar lato-lato tanpa berhenti adalah juara dari lomba ini

Di Indonesia sendiri permainan ini sudah dikenal sejak tahun 1970-an.

Seiring dengan berjalannya waktu, anak-anak pun bosan memainkan alat permainan ini.

Kini permainan lato-lato mulai menarik banyak anak-anak lagi. Suara benturannya yang khas membuat ketertarikan anak untuk memainkan lato-lato.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x