Legenda Musik Rock Indonesia, Benny Soebardja, Potret Musisi Anti Mainstream yang Kukuh Pada Prinsip

- 19 Desember 2022, 20:17 WIB
 Penampilan musisi senior Indonesia, Benny Soebardja pada "An Intimate Concert Musicmate Fariz RM, Benny Soebardja, Crossroad band, Minggu 18 Desember 2022
Penampilan musisi senior Indonesia, Benny Soebardja pada "An Intimate Concert Musicmate Fariz RM, Benny Soebardja, Crossroad band, Minggu 18 Desember 2022 /Dicky Harisman/DeskJabar/

 

DESKJABAR - Komedian Joe P Project secara implisit mengatakan, musisi senior Indonesia, Benny Soebardja itu lahir di tempat yang salah.

Kang Joe demikian komedian ini kerap dipanggil, lantas mengaitkan dengan karya yang pernah dientaskan Benny Soebardja di pentas musik tanah air khususnya musik cadas pada kurun waktu 1970 an.

"Rarasaaan mah, Mun seug kang Benny aya di Inggris mah, bisa sajajar lah jeung grup Jetrho Tull atau King Crimson mah," katanya dalam bahasa Sunda.

(Andai saja kang Benny itu ada di Inggris mungkin namanya akan sejajar dengan Jethro Tull atau King Crimson).

Baca Juga: SELAMAT! Sukses Atasi Inflasi, Kabupaten Ciamis Raih Peringkat Terbaik Ke-3 PINUNJUL

Pernyataan spontan yang dilontarkan Kang Joe pada acara An Intimate Concert Musicmate Fariz RM, Benny Soebardja, Crossroad band ini ada benarnya juga.

Benny Soebardja, musisi senior Indonesia yang pada tahun 1970 an sudah berketetapan hati untuk memilih musik rock progresif sebagai jalan hidupnya.

Pada tahun 1970 an belum banyak grup band yang konsen di rock progresif, jika dibelahan negara sana kita mengenal grup band King Crimson, Jethro Tull Yes, Pink Floyd, Genesis, ELP.

Pada tahun 1970 an dari Indonesia kita mengenal grup rock progresif yang dibangun Benny Soebardja pada gitar dan vokal, Bhagu Ramchand vokal, Sammy Zakaria drum, Janto Diablo bass dan Soman Loebis keyboard.

Baca Juga: Argentina Juara Piala Dunia Ketiga Kali Setelah Penantian 36 Tahun, Lionel Messi Kalah Ini Dari Kylian Mbappe

Grup rock progresif ini bisa dibilang musik yang anti mainstream. Benny Soebardja dan kawan-kawan yang berhasil merilis satu album piringan hitam berjudul “Ghede Chokra's” mampu meyakinkan dunia bahwa Indonesia memilliki grup progresif.

Kehadiran Shark Move di belantika musik rock Indonesia sontak menjadi perbincangan di kalangan publik musik tanah air kala itu dimana beberapa album rekaman yang dirilis kebanyakan bergenre musik pop.

Sayang tak lama dibangun, grup sangar yang namanya dapat disejajarkan dengan grup-grup progresif lainnya di tingkat internasional ini menyudahi kiprahnya hanya dengan satu album dan setelah itu bubar.

Benny Soebardja yang masih memiliki banyak mimpi di musik rock ini sempat membentuk grup band lainnya seperti The Peel, Giant Step hingga Fantastique.

Baca Juga: Resep Laksa Betawi Simple dan Lezat ala Rudy Choirudin, Harumnya Kuah dari Aroma Rempah Bikin Ketagihan

Selain berkiprah dengan grupnya, Benny Soebardja juga terlibat dalam beberapa penggarapan lagu secara solo sekitar tahun 1978-1979.

Lagu “Sesaat” yang dikumpulkan di album Lomba Cipta Lagu Remaja pada 1978 adalah salah satu hits lagu Benny Soebardja yang hingga kini masih sering diperdengarkan di beberapa stasiun radio di acara lagu dan kenangan.

Pada konsernya Minggu malam bersama musisi Indonesia era 1980 an Fariz RM dan band milenial Crossroad, Benny membawakan lagu jagoan yang ditulis oleh almarhum Harry Sabar.

Beberapa penonton mengaku merinding, tatkala intro lagu ini mulai diperdengarkan. Nuansa musik 70 yang dalam bahasa seorang Benny Soebardja disebut ungkapan jiwa, terdengar penuh makna.

Baca Juga: 8 Manfaat Memelihara Kucing, Dia Bisa Membantu Anda Dapat Pasangan Lho!

Begitupula saat kakak kandung dari penyanyi Lina Soebardja ini membawakan lagu “Apatis” yang boleh dibilang lagu populer dengan kemasan musik yang serius.

Benny Soebardja adalah perupa karya, Benny Soebardja adalah legenda hidup musisi yang sedikit dari banyak musik yang ada pada saat itu dan kini.

Keberhasilan grup band Crossroad memunculkan kembali nomor-nomor rock progresif seperti “My Life” Shark Mover, “Decisions” Giant Step, “Manusia Modern”, Giant Step, diharapkan mampu memunculkan Benny-benny lainnya, musisi rock progresif di era milenial. SEMOGA. ***

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x