Literasi Sunda Masa Lalu Melalui Edukasi Rumah Panggung dan Bercocok Tanam, Ada di Kampung Kawangi Sumedang

- 29 September 2022, 06:27 WIB
Rumah Panggung dengan dinding bilik bambu yang merupakan tempat edukasi sekaligus bersantap pengunjung Kampung Kawangi.
Rumah Panggung dengan dinding bilik bambu yang merupakan tempat edukasi sekaligus bersantap pengunjung Kampung Kawangi. /Dicky Harisaman/DeskJabar/

 

DESKJABAR - Saat ini sudah jarang wahana atau tempat terpadu yang di dalamnya terdapat area edukasi sekaligus wisata keluarga dan kuliner. Satu dari yang jarang itu adalah Kampung Kawangi yang terletak di daerah Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

Memadukan konsep edukasi, pengenalan rumah adat sunda, budaya sunda, wisata keluarga dan kuliner sunda, kawasan wisata ini sangat cocok untuk membawa anggota keluarga.

Pengunjung bisa bertanya langsung kepada pengelola ihwal rumah panggung, dapur yang masih menggunakan tungku, cara bertanam padi, menangkap ikan, nyangkul dan memancing, semuanya bisa ditanyakan di sini.

Mengolah lahan sekitar satu hektare, pengelola wisata keluarga ini sangat memikirkan hal-hal edukasi serinci mungkin.

Baca Juga: KBRI Tokyo Fasilitasi Kerjasama Bisnis Biomassa Indonesia-Jepang Senilai USD 138 Juta

Salah satu contoh yang mudah, kawasan ini berada di tengah pesawahan yang lumayan jauh dari jalan desa.

Wistawan yang ingin datang ke kawasan wisata edukasi ini harus memarkirkan kendaraan di tepi jalan desa.

Selanjutnya wisatawan harus rela jalan kaki menuju ke Kampung Kawangi. Menyusuri jalan pematang sawah hingga tiba di sebuah rumah panggung dengan dinding dari bilik bambu.

Di dalam rumah panggung berukuran 10 x 12 meter ini terdapat ruangan tamu lengkap dengan perabotan lawas seperti mesin jahit, kursi jati lawas, lemari mainan dengan isi rantang susu, panci yang terbuat dari bahan seng (enamel).

Baca Juga: Pasar Banjarsari Ciamis Terbakar, 54 Kios Ludes Dilahap Si Jago Merah

Dapurnya yang masih menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu menjadi spot selfie bagi wisatawan yang datang ke Kampung Kawangi.

Dari satu kamar yang ada di dalam rumah panggung terdapat baju kebaya, baju pangsi (kampret) adat sunda untuk pengunjung yang mau berfoto di kawasan wisata keluarga Kampung Wangi.

Semuanya gratis alias tidak berbayar. Seperti papan pengumuman yang dipasang dekat gantungan baju-baju adat sunda ini. “Pakaian disini silahkan dipergunakan, tidak berbayar asal setelah dipergunakan mohon dirapikan dan disimpan pada tempatnya lagi”.

Buka dari pukul 10.00 pagi sampai pukul 17.00 sore, Kampung Wangi tak hanya menjadi tempat foto yang Instagramable. Pengunjung bisa menikmati makan siang di bale-bale depan rumah panggung yang beralaskan tikar.

Baca Juga: Hamparan Kebun Teh yang Luas, Banyak Didatangi Wisatawan dan Pendaki Gunung Cikuray

Makanan disini sangat juara juga sangat terjangkau. Menu makan komplit ala Kampung Kawangi terdiri dari nasi merah, goreng ikan mujair, bakar ikan peda, goreng jengkol, tahu dan tempe. Tak ketinggalan juga oseng genjer dengan oncom serta sambel terasi yang khas dengan jeruk nipis sebagai pematri rasanya.

Semua masakan yang disajikan dimasak dengan menggunakan kayu bakar dan diakeul dengan menggunakan dulang, pokoknya akan menjadikan santap makan anda menjadi pengalaman yang tak terlupakan karena enaknya masakan disini.

Kolak Waluh (labu) yang dalam bentuk original menjadi penutup makan yang spesial. Tidak seperti kolak labu sebagaimana umumnya.

Buah labu sudah dicuci terlebih dahulu, kemudian dipotong menjadi dua. Buah labu ini kemudian dikukus selanjutnya diberi air santan dan gula aren ke dalam potongan buah labu tersebut.

Baca Juga: Kick Off Persib vs Persija BRI Liga 1 Dimajukan Sore Hari, Sesuai dengan Saran Polda Jawa Barat, Ini Jadwalnya

Pengunjung tinggal mengambil buah labu dan mencampurkan serta menuangkannya ke dalam mangkok yang disediakan.

Harga untuk makan siang yang lengkap ini hanya dua puluh lima ribu per orang, sedangkan kolak waluh dihargai sebesar 40 ribu saja. Sangat terjangkau bukan?

Kondisi rumah yang berada di tengah pesawahan, kebun dan latar belakang gunung di sebelah selatan menjadi panorama yang sangat indah terutama pada sore hari.

Pengunjung yang ingin makan ikan goreng bisa memancing di kolam yang berada dekat rumah panggung, hasil tangkapannya nanti bisa dimasak dan disajikan di bale-bale dengan menu makan lainnya.

Pada akhir pekan banyak pengunjung yang datang kesini dengan menggunakan sepeda atau sepeda motor. Karena penuhnya, pengunjung disarankan untuk terlebih dahulu reserve melalui pesan WhatsApp terlebih dahulu.

Kampung Kawangi yang baru dibuka sejak dua tahun lalu tidak hanya dikunjungi oleh warga Sumedang atau Bandung saja. Menurut Pini (45) beberapa tamu dari Semarang, Bali, Jakarta sering menelpon ke sini untuk booking makan siang.

Menuju ke Kampung Kawangi sangat mudah, dairi Bandung keluar tol Pamulihan, ambil arah menuju ke Tanjung Sari. Lima ratus meter dari pintu keluar Tol Pamulihan belok ke kanan menuju desa Karanganyar.

Letak Kampung Kawangi berada di Desa Pasigaran yang hanya berjarak dua KM dari jalan raya Tanjungsari. ***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x