DESKJABAR - Umumnya tempat wisata itu memiliki persyaratan khusus seperti tempat yang mudah dijangkau.
Kemudian memiliki fasilitas penunjang, seperti toilet, tempat ibadah, listrik, jaringan provider untuk berkomunikasi dan yang terpenting memilik persyaratan mutlak sebagai tempat wisata.
Indah, keren, mempesona, amazing, apalagi coba?
Nah bagi pendaki gunung syarat yang disebut di awal tidak terlalu mutlak, tidak peduli tempat wisata itu susah dijangkau, gak peduli ada listrik dan lain-lain, pendaki gunung justru lebih mencari syarat kedua.
Baca Juga: Viral, Ibu Guru Siram Siswi yang Sedang Menulis Sambil Rebahan di Meja, Tuai Hujatan Warganet
Gak aneh kalau pendaki gunung di Indonesia juga memiliki tempat wisata favoritnya sendiri-sendiri yang hanya bisa dinikmati dirinya atau komunitasnya saja. Curang kan?
Tapi kenyataannya para pendaki memiliki kawasan wisata healing favorit nya sendiri, jadi jangan kaget jika ada pendaki yang datang ke suatu gunung tidak berniat muncak atau melanjutkan perjalanan sampai selesai.
Banyak juga pendaki yang datang ke satu gunung hanya bertujuan buka tenda, alih-alih kontemplasi, merenung, melipir ke dunia yang lebih “karib”.
Misalnya pendaki yang bermaksud healing di kawasan Danau Kehidupan di lereng gunung Argopuro, tidak selalu berakhir dengan pendakian kepuncak Argopuro.
Banyak pendaki yang datang ke tempat tersebut untuk tujuan membuat camp, menepi dari dunia nyata dan berkegiatan di sana untuk beberapa malam.