DESKJABAR – Sejak dulu Musik Jazz terdikotomi sebagai Musik Minoritas.
Gelaran Musik dengan jenis Festival maupun Konser yang kerap digelar baik di dalam maupun di luar negeri seperti ingin memberi jawaban bahwa Musik Jazz kini sudah banyak pemujanya.
Jazz kini tak hanya dimainkan dan diapresiasi oleh orang dewasa saja. Jazz bahkan dimainkan juga oleh mereka anak-anak belasan tahun.
Jika di mancanegara kita mengenal Pianis Sergio Salvatore, di tanah air kita mengenal Gev Delano Reza yang dengan usia belianya piawai memainkan instrumen bass.
Turunan musik asal New Orleans ini sangat beragam,dari yang Standar, Be-Bop, Ragtime, Fusion, Jazz Rock, Jazz Progresive, Dixie, Bossanova sampai ke World Jazz menjadi santapan yang renyah bagi seluruh pecintanya.
Upaya menumbuhkan Jazz agar terus menambah pencintanya terus dilakukan para kurator dan founder termasuk lembaga-lembaga yang berkeinginan tetap mengabadikan musik Jazz sebagai musik yang bisa diterima siapa saja.
Musik Jazz modern yang ditekuni anak-anak muda saat ini diyakini sanggup merusak skat musik Jazz sebagai musik yang hanya didengar oleh orangtua saja.
Apa yang dilakukan oleh musisi Jazz Ireng Maulana dengan Jakjazz, Butet Kertaradjasa dengan Festival Jazz Gunung Bromo nya dan Yuri Mahatma dengan Ubud Village Jazz Festival (UVJF) menjadikan opini di atas menjadi tak terbantahkan.