Ini Cara Diet yang Bagus Saat Ramadhan, Menurut Dokter Spesialis Gizi

- 24 April 2021, 13:11 WIB
Pedagang menata buah jualannya di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (19/4/2021). Permintaan dan penjualan buah-buahan pada bulan Ramadhan khususnya untuk kebutuhan berbuka puasa mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dibandingkan bulan biasanya. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.
Pedagang menata buah jualannya di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (19/4/2021). Permintaan dan penjualan buah-buahan pada bulan Ramadhan khususnya untuk kebutuhan berbuka puasa mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dibandingkan bulan biasanya. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc. /ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO

DESKJABAR - Dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia, Juwalita Surapsari merekomendasikan Anda membuat food diary, journal atau jurnal makanan harian sebagai salah satu langkah awal untuk memulai pola makan sehat termasuk selama Ramadhan.

"Pertama, paham dulu bagaimana makanan kita sehari-hari. kalau langsung atur porsi akan lebih sulit, tetapi kita bisa membuat semacam food diary atau food journal," kata dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah itu kepada ANTARA melalui surat elektroniknya, dikutip Sabtu, 24 April 2021.

Tuliskan daftar makanan dan minuman yang Anda konsumsi mulai dari bangun tidur sampai malam sebelum tidur. Setelahnya, lihat daftar itu dan pilih makanan dan minuman yang kemungkinan mengandung gula garam, lemak dan kalori tinggi. Hilangkan menu itu dalam diet sehari-hari Anda.

Baca Juga: Perjuangan Para Awak Kapal Selam yang Tenggelam, Tergambar di film Das Boot

"Misalnya, biasanya minum kopi sachet. Kopi ini umumnya tinggi gula sehingga kita keluarkan dari makanan sehari-hari, atau kebiasaan konsumsi roti isi cokelat, kita bisa ganti dengan pilihan lebih sehat," ujar Juwalita.

Selanjutnya, berhentilah menyantap makanan olahan seperti sosis, baso dan nugget, karena makanan ini biasanya mengandung lebih tinggi kalori daripada makanan segar. Menurut Juwalita, berbeda dari sisi nilai gizi dan kalori antara daging sapi segar dan sosis daging sapi. Bila dibandingkan, 100 gram daging sapi segar mengandung sekitar 250,5 kalori, sementara versi sosisnya 405 kalori.

Anda juga bisa perlahan mencoba menyantap pilihan sehat semisal nasi merah ketimbang selalu nasi putih. Juwalita mengatakan, nasi merah lebih sehat dibandingkan nasi putih karena mengandung serat dan beberapa vitamin serta mineral yang lebih tinggi.

Baca Juga: Update Pencarian Nanggala-402, Fokus Pencarian ke Celukan Bawang, Ini Alasannya

Walau begitu, memang rasanya mungkin tak selezat nasi putih. Untuk itu, cobalah merendam dulu beras merah satu jam baru kemudian diolah menggunakan rice cooker atau diaron.

Terkait pengaturan makan selama Ramadhan, pakar gizi klinik yang juga Ketua Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Tirta Prawita Sari dalam surelnya punya rekomendasi khusus untuk Anda. Pada saat buka puasa sebaiknya utamakan mengonsumsi buah-buahan seperti kurma dan pastikan asupan serat cukup. Protein akan membantu mempertahankan rasa kenyang, maka mengonsumsi kacang-kacangan dan protein hewani yang cukup saat sahur dan berbuka penting dilakukan.

Menu sahur yang disarankan perlu lengkap gizi dengan protein dan serat yang cukup, tanpa gorengan dan mengandung lemak baik, seperti alpukat.

Baca Juga: Pandu Yudha Salah Seorang Kru KRI Nanggala-402 Pengantin Baru, Warganet Terus Panjatkan Doa

"Tidak perlu terlalu banyak mengonsumsi menu sahur, 30 – 40 persen dari kebutuhan energi harian sudah cukup. Jangan lupa minum cairan yang cukup, ya," kata Tirta.

Selain itu, sebaiknya jangan memilih metode pengolahan makanan dengan menggorengnya secara lama/deep Dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia, Juwalita Surapsari merekomendasikan Anda membuat food diary, journal atau jurnal makanan harian sebagai salah satu langkah awal untuk memulai pola makan sehat termasuk selama Ramadhan.

"Pertama, paham dulu bagaimana makanan kita sehari-hari. kalau langsung atur porsi akan lebih sulit, tetapi kita bisa membuat semacam food diary atau food journal," kata dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah itu kepada ANTARA melalui surat elektroniknya, dikutip Sabtu.

Tuliskan daftar makanan dan minuman yang Anda konsumsi mulai dari bangun tidur sampai malam sebelum tidur. Setelahnya, lihat daftar itu dan pilih makanan dan minuman yang kemungkinan mengandung gula garam, lemak dan kalori tinggi. Hilangkan menu itu dalam diet sehari-hari Anda.

Baca Juga: Update Joseph Paul Zhang, Polri Ajukan Ekstradisi ke Kemenkum HAM

"Misalnya, biasanya minum kopi sachet. Kopi ini umumnya tinggi gula sehingga kita keluarkan dari makanan sehari-hari, atau kebiasaan konsumsi roti isi cokelat, kita bisa ganti dengan pilihan lebih sehat," ujar Juwalita.

Selanjutnya, berhentilah menyantap makanan olahan seperti sosis, baso dan nugget, karena makanan ini biasanya mengandung lebih tinggi kalori daripada makanan segar. Menurut Juwalita, berbeda dari sisi nilai gizi dan kalori antara daging sapi segar dan sosis daging sapi. Bila dibandingkan, 100 gram daging sapi segar mengandung sekitar 250,5 kalori, sementara versi sosisnya 405 kalori.

Anda juga bisa perlahan mencoba menyantap pilihan sehat semisal nasi merah ketimbang selalu nasi putih. Juwalita mengatakan, nasi merah lebih sehat dibandingkan nasi putih karena mengandung serat dan beberapa vitamin serta mineral yang lebih tinggi.

Walau begitu, memang rasanya mungkin tak selezat nasi putih. Untuk itu, cobalah merendam dulu beras merah satu jam baru kemudian diolah menggunakan rice cooker atau diaron.

Baca Juga: Penanganan Sampah yang Baik dan Terpadu Bisa Jadi Sumber Pendapatan Masyarakat

Terkait pengaturan makan selama Ramadhan, pakar gizi klinik yang juga Ketua Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Tirta Prawita Sari dalam surelnya punya rekomendasi khusus untuk Anda. Pada saat buka puasa sebaiknya utamakan mengonsumsi buah-buahan seperti kurma dan pastikan asupan serat cukup. Protein akan membantu mempertahankan rasa kenyang, maka mengonsumsi kacang-kacangan dan protein hewani yang cukup saat sahur dan berbuka penting dilakukan.

Menu sahur yang disarankan perlu lengkap gizi dengan protein dan serat yang cukup, tanpa gorengan dan mengandung lemak baik, seperti alpukat.

"Tidak perlu terlalu banyak mengonsumsi menu sahur, 30 – 40 persen dari kebutuhan energi harian sudah cukup. Jangan lupa minum cairan yang cukup, ya," kata Tirta.

Hindari menggoreng

Selain itu, sebaiknya jangan memilih metode pengolahan makanan dengan menggorengnya secara lama/deep Dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia, Juwalita Surapsari merekomendasikan Anda membuat food diary, journal atau jurnal makanan harian sebagai salah satu langkah awal untuk memulai pola makan sehat termasuk selama Ramadhan.

Baca Juga: Larangan Mudik 2021, Pemudik Tak Boleh Masuk Kota Bandung, Kecuali Wilayah Aglomerasi

"Pertama, paham dulu bagaimana makanan kita sehari-hari. kalau langsung atur porsi akan lebih sulit, tetapi kita bisa membuat semacam food diary atau food journal," kata dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah itu kepada ANTARA melalui surat elektroniknya, dikutip Sabtu.

Tuliskan daftar makanan dan minuman yang Anda konsumsi mulai dari bangun tidur sampai malam sebelum tidur. Setelahnya, lihat daftar itu dan pilih makanan dan minuman yang kemungkinan mengandung gula garam, lemak dan kalori tinggi. Hilangkan menu itu dalam diet sehari-hari Anda.

"Misalnya, biasanya minum kopi sachet. Kopi ini umumnya tinggi gula sehingga kita keluarkan dari makanan sehari-hari, atau kebiasaan konsumsi roti isi cokelat, kita bisa ganti dengan pilihan lebih sehat," ujar Juwalita.

Baca Juga: Inilah 7 Manfaat Minum Teh Kembang Sepatu di Bulan Ramadhan, Salahsatunya Mampu Mengurangi Tekanan Darah

Selanjutnya, berhentilah menyantap makanan olahan seperti sosis, baso dan nugget, karena makanan ini biasanya mengandung lebih tinggi kalori daripada makanan segar. Menurut Juwalita, berbeda dari sisi nilai gizi dan kalori antara daging sapi segar dan sosis daging sapi. Bila dibandingkan, 100 gram daging sapi segar mengandung sekitar 250,5 kalori, sementara versi sosisnya 405 kalori.

Anda juga bisa perlahan mencoba menyantap pilihan sehat semisal nasi merah ketimbang selalu nasi putih. Juwalita mengatakan, nasi merah lebih sehat dibandingkan nasi putih karena mengandung serat dan beberapa vitamin serta mineral yang lebih tinggi.

Walau begitu, memang rasanya mungkin tak selezat nasi putih. Untuk itu, cobalah merendam dulu beras merah satu jam baru kemudian diolah menggunakan rice cooker atau diaron.

Baca Juga: Update Pencarian KRI Nanggala-402, Pesawat Canggih P-8 Poseidon Bantuan AS Tiba di Bali

Terkait pengaturan makan selama Ramadhan, pakar gizi klinik yang juga Ketua Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Tirta Prawita Sari dalam surelnya punya rekomendasi khusus untuk Anda. Pada saat buka puasa sebaiknya utamakan mengonsumsi buah-buahan seperti kurma dan pastikan asupan serat cukup. Protein akan membantu mempertahankan rasa kenyang, maka mengonsumsi kacang-kacangan dan protein hewani yang cukup saat sahur dan berbuka penting dilakukan.

Menu sahur yang disarankan perlu lengkap gizi dengan protein dan serat yang cukup, tanpa gorengan dan mengandung lemak baik, seperti alpukat.

"Tidak perlu terlalu banyak mengonsumsi menu sahur, 30 – 40 persen dari kebutuhan energi harian sudah cukup. Jangan lupa minum cairan yang cukup, ya," kata Tirta.

Selain itu, sebaiknya jangan memilih metode pengolahan makanan dengan menggorengnya secara lama. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x