Pemengaruh buku juga lebih dari sekadar pengulas. Dia mengatakan, bookfluencer harus menempatkan diri sebagai pencipta wacana dan pemantik percakapan tentang gagasan yang tertulis dalam sebuah buku, termasuk relevansinya dengan persoalan masyarakat.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Permintaan Rumah Mungil di AS Meningkat, Dibangun hanya dalam Tempo 30 Menit
"Kita tahu kita semua punya opini yang laik untuk disampaikan," katanya, seperti dikutip dari Antara.
Menurut Okky, bookfluencer adalah kritikus generasi baru yang tidak cuma berasal dari dunia akademisi atau komunitas kebudayaan. Pemengaruh buku bisa berasal dari berbagai latar belakang, yang penting ia bisa menginterpretasi sebuah karya, termasuk relevansinya dengan persoalan masyarakat.
Ia menegaskan, mengkritik tidak sama dengan sekadar mencaci maki, melainkan memaknai sebuah karya.
Baca Juga: Juventus vs Bologna, Tambah Tiga Poin Pasukan Andrea Pirlo Naik ke Posisi Empat
Oleh karena itu, seorang pemengaruh buku juga pun diharapkan punya tanggung jawab meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga bisa menghasilkan wacana serta percakapan berkualitas.
Hestia menambahkan, siapa pun yang mencintai buku bisa jadi seorang pemengaruh, meski jumlah pengikutnya di media sosial belum seberapa.
"Selama kamu memang suka, tulis saja," ujar dia.***