Inilah Bedanya Radang Usus Kronis dengan GERD

- 21 Januari 2021, 09:46 WIB
Ilustrasi sakit radang usus kronis
Ilustrasi sakit radang usus kronis /DeskJabar/Zair Mahessa/

DESKJABAR - Sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum mengenal tentang penyakit Imflammatory Bowel Disease (IBD) atau radang usus kronis. Tak sedikit juga yang menganggapnya sebagai diare, tifus ataupun GERD (Gastroesophageal reflux disease).

Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Ph.D, Sp.PD, KGEH, FACG, FASGE, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RSCM-FKUI mengatakan, IBD berbeda dengan tiga penyakit di atas terlebih GERD meski ada beberapa IBD yang menyerang lambung.

Baca Juga: Inilah Sembilan Mitos Umum Tentang Perawatan Kulit

Baca Juga: 7 Cara Sederhana Gunakan Kulit Pisang Untuk Mengobati Jerawat, Sekaligus Untuk Perawatan Kulit Wajah

Prof. Marcellus menyebutkan IDB adalah penyakit yang lebih banyak menyerang usus sehingga keluhannya lebih banyak pada usus seperti diare atau nyeri pada bagian abdomen bawah. 

"Kalau GERD penyakit saluran cerna bagian atas, jadi lebih banyak keluhannya nyeri, mual, kembung, muntah, kalau GERD asam lambungnya naik," ujar Prof. Marcellus dalam bincangbincang virtual Rabu 20 Januari 2021.

"Kalau IBD lebih banyak di saluran cerna bagian bawah walaupun IBD bisa timbul pada lambung juga tapi lebih banyak saluran cerna bagian bawah," kata Prof. Marcellus melanjutkan.

Baca Juga: Agar Aglaonema Tampil Menawan, Simak Tips Perawatan dari Kementerian Pertanian

IBD bisa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya makanan kotor atau tercemar yang dapat menyebabkan infeksi dan radang usus sehingga muncul gejala diare dan diare berdarah. Penyakit autoimun pada usus ini juga dapat menyerang semua usia, khususnya pada angka produktif yakni 20-50 tahun.

"Anak-anak juga bisa tapi memang tidak sebanyak pada usia produktif. Kalau anak-anak kena, asupan nutrisinya akan berkurang sehingga menyebabkan pertumbuhannya terganggu, nanti tidak gede-gede, harus diobati sebaik mungkin agar penyakitnya tidak menimbulkan efek samping," kata Prof. Marcellus.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x