Waspada, Work From Home Jadi Sasaran Kejahatan Siber di Era Pandemi Covid-19

- 7 Januari 2021, 23:15 WIB
Work from home bisa menjadi sasaran kejahatan siber yang dllakukan peretas untuk mencuri data dan jaringan
Work from home bisa menjadi sasaran kejahatan siber yang dllakukan peretas untuk mencuri data dan jaringan /PIXABAY/Free-Photos

 

DESKJABAR – Di era pandemi Covid-19, work from home (WFH) atau bekerja dari rumah sudah menjadi kebiasaan. Bahkan rencana pemerintah yang akan memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jawa dan Bali, salah satunya adalah menekankan WFH.

Aktivitas WFH selalu terkait langsung dengan jaringan internet. Ternyata work from home, tak luput dari incaran para peretas (hacker) untuk mencuri informasi.

Dalam laporan “Turning The Tide”, perusahaan keamanan komputerisasi awan Trend Micro, memprediksi kejahatan siber tahun 2021 ini, para peretas menargetkan rumah untuk mencuri data, seiring dengan meningkatnya aktivitas work from home.

Baca Juga: Penyerbuan Gedung Capitol, Inilah Profil Ashli Babbit Korban Tewas Kerusuhan Tersebut

"Saat mulai memasuki dunia setelah pandemi Covid-19, tren kerja jarak jauh kemungkinan akan tetap digunakan di banyak organisasi,”tutur Country Manager Trend Micro Indonesia, Laksana Budiwiyono, dalam keterangan pers secara virtual, di Jakarta, Kamis, 7 Januari 2021.

Mengutip dari PMJ News, Laksana memaparkan bahwa kejahatan siber yang menargetkan data dan jaingan perusahaan akan lebih agresif melalui jaringan WFH.

Alasannya, karena jaringan perkantoran umumnya diproteksi tinggi oleh tim teknologi informasi (TI). Sebaliknya jaringan di rumah tidak diproteksi seketat jaringan di perkantoran.

Baca Juga: Dibalik Kasus Penyerbuan Gedung Capitol, Komunitas NBA Tuduh Ada Standar Ganda. Ini Tuduhannya

Menurutnya, peretas sebenarnya berusaha mencuri data-data perusahaan, tetapi seiring dengan popularitas WFH, target serangan beralih ke jaringan karyawan di rumah, tidak lagi menyerang langsung ke perusahaan.

Semakin tinggi jabatan seseorang dalam suatu perusahaan, semakin tinggi pula risiko dia mengalami serangan siber.

Namun demikian, tak hanya pejabat yang berisiko menjadi target, para pegawai yang memegang data perusahaan, seperti bidang sumber daya manusia (SDM) juga berisiko.

Baca Juga: Kabupaten Bogor Terapkan PSBB Lebih Ketat 

Karena itu, Laksana menyarankan tim TI perusahaan perlu melindungi para karyawan yang bekerja dari rumah. Misalnya memberikan VPN agar bisa tersambung ke jaringan yang aman.

Perusahaan juga perlu meningkatkan kontrol terhadap keamanan mereka dan menggunakan prinsip "zero trust", mencurigai aktivitas yang tidak lazim.

Kata kunci Covid-19

Trend Micro juga menyoroti API, yang bisa menjadi titik masuk ke jaringan perusahaan yang tidak dilindungi dengan baik. Hal ini terkait dengan meraknya penggunaan aplikasi di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Gunung Merapi 4 Kali Mengeluarkan Awan Panas Guguran, Berikut Daerah-daerah Bahaya Erupsi

Adapun API yang terekspos akan menjadi pintu masuk untuk mengakses data, kode sumber dan layanan back-end. Laksana melihat peretas cepat beraksi begitu menemukan celah keamanan baru.

Laksana menambahkan, pandemi Covid-19 juga dimanfaatkan para hacker untuk melancarkan serangan siber. Salah satu hal yang banyak ditemui yaitu menggunakan kata kunci "Covid-19" atau informasi yang berhubungan dengan virus corona, misalnya melalui email.

Begitu email dibuka, perangkat akan disusupi malware. Trend Micro melihat serangan siber juga menargetkan sektor kesehatan dan pemerintahan karena saat ini memegang data-data penting.

Baca Juga: Pemkab Ciamis Mulai Laksanakan Vaksinasi pada 15 Januari 2021, tapi Harus Lolos Uji

Serangan siber juga membayangi sistem cloud. Misalnya, pembajakan, kesalahan konfigurasi sampai mengambil alih server. Laksana berpendapat selain memperkuat perlindungan selama WFH, karyawan juga perlu diberi pemahaman mengenai cara menjaga keamanan ketika bekerja dari rumah.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah