Eti penjual Kwecang di Pasar Barat Kuningan, Jika Kwecang dagangnya tidak habis sering dibagikan ke Masjid

6 Februari 2023, 18:15 WIB
Eti (63) salah seorang pedagang Kwecang yang berjualan di Pasar Barat Kuningan, setiap harinya selalu menyediakan Kwecang untuk para pelanggannya /dikcy harisman/deskjabar

DESKJABAR - Setiap daerah di Indonesia ini rata-rata memiliki oleh-oleh khas, entah itu makanan ringan ataupun makanan berat, selalu ada yang khas yang dimiliki setiap daerah.

Jika kabupaten Garut memiliki oleh-oleh khas berupa Dodol ketan dan Yogyakarta memiliki Bakpia, maka kabupaten Kuningan Jawa Barat memiliki oleh-oleh khasnya berupa Kwecang.

Makanan khas kabupaten Kuningan ini dapat dengan mudah ditemui di pusat-pusat keramaian kabupaten Kuningan setiap pagi hingga siang hari.

Baca Juga: Bukan Rp1 T, Terungkap Fakta Baru Alokasi Dana Masjid Al Jabbar Capai Rp1,6 T, Ridwan Kamil Terancam Dipidana?

Kwecang, kuliner khas kabupaten Kuningan ini terbuat dari beras ketan, kacang merah dan kelapa.

Pengolahannya dengan cara merebus semua bahan yang kemudian dibungkus menggunakan janur kelapa.

Ada dua variant Kwecang yang ditawarkan, pertama Kwecang yang sudah melegenda dengan bungkus daun Janur kelapa, keduanya adalah Kwecang yang dibungkus dengan daun bambu.

Bentuk kedua ini mirip bentuk bacang namun ukurannya lebih kecil. Isinya hanya Beras ketan tanpa kacang namun warnanya kuning seperti nasi tumpeng.

Rasanya yang gurih membuat banyak orang ketagihan pada makanan khas ini.

Tak aneh jika setiap harinya banyak yang mencari Kwecang di setiap penjual yang ada di kabupaten Kuningan.

Selain rasanya yang gurih, Kwecang juga bisa tahan hingga dua hari karena dimasak secara alami.

Salah satu penjual oleh-oleh khas Kuningan, Kwecang adalah Ibu Eti (63) yang sudah puluhan tahun berjualan di pasar Barat, depan Masjid Agung Kuningan.

Baca Juga: Warga 2 Desa Telah Menerima Uang Ganti Rugi Tol Getaci, Kapan yang Lain?: Cek Daftar Desa yang Dilalui

Warga Kemukten Kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan ini mengaku setiap harinya mengambil dua puluh "gendel" Kwecang atau dua puluh ikat yang masing-masing gendel isinya lima puluh buah kwecang dari para pembuat Kwecang yang ada di daerah Winduhaji kabupaten Kuningan.

Jika hari ramai, Eti bisa menjual habis semua Kwecang di kiosnya yang berada paling depan di Pasar Barat Kuningan.

Namun jika hari sepi dan Kwecangnya tidak laku semua, Eti membagikan Kwecang yang tidak terjual kepada sesama pedagang yang ada di sekitar tempat dia berjualan dan ke Masjid atau tajug-tajug yang ada dikawasan rumahnya di Kelurahan Cigadung Kuningan.

Saat ditanya kenapa tidak membeli Kwecang dari produsen secara konsinyasi? Ibu yang ramah dan murah senyum ini menjawab "Hawatos" dalam bahasa Sunda yang artinya kasian kepada para produsen.

Ibu dua putra dan dua putri ini mengaku kerap mendapat rejeki dari berjualan Kwecang terlebih saat lebaran tiba. Dia bahkan tidak pernah takut kehilangan rejekinya jika Kwecang yang tidak habis dijual dia bagikan.

"Kasian kalau Kwecang yang tidak laku dikembalikan lagi, Kwecang yang masih enak dimakan ini saya bagikan ke masjid atau tajug dekat rumah. Kadang para pedagang yang dekat juga kebagian, ' paparnya.

Sangat mulia cara berdagang seorang Eti yang menurut orang lain bisa saja Kwecang yang sudah dua hari tidak laku itu dia jual dengan setengah harga, namun Eti memilih untuk membagikannya secara gratis.

Alasannya ingin dia dan keluarga lebih berkah menerima pemberian Allah berupa rejeki yang didatangkan dari para pelanggan dan pembeli yang datang ke kiosnya.

Pada musim lebaran biasanya malam hari dia dibantu anaknya datang kepada para produsen Kwecang di daerah Winduhaji dalam jumlah yang sangat besar mengingat permintaan warga akan Kwecang sangat melimpah.

Baca Juga: Tol Getaci Kurang Menarik Bagi Bisnis Pertanian, Harga Pangan dan Tarif Tol Jadi Dilema

Selain Menjual Kwecang, Eti juga menjual oleh-oleh khas Kuningan lainnya seperti tape ketan, bugis atau Papais isi kacang ijo, H
Gemblong dan Ketempling.

Gemblong dan Ketempling adalah makanan ringan sejenis opak dalam bentuk kecil, bahan dasarnya adalah ketela pohon yang direbus kemudian ditumbuk dan dibentuk setelah itu digoreng.

Saat ini salah seorang anak laki-laki nya ada yang mengikuti jualan oleh-oleh. Lokasi jualannya persis di sebelah tempat dia berdagang.

Bagi yang berkunjung atau berwisata ke kabupaten Kuningan ingin merasakan gurihnya Kwecang yang dijual Bu Eti, datanglah antara pukul 07.00 WIB pagi hingga siang hari sekira pukul 13.30 WIB.

Namun jika nasib Eti sedang mujur, Kwecang yang dijualnya bisa habis hanya dalam hitungan jam. itu artinya anda harus datang lebih pagi jika tak ingin kehabisan Kwecang.

Selamat berkunjung ke Kuningan, Selamat berburu Kwecang. ***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler