AWAS! Efek Kurang Tidur Bisa Bikin Kamu Malas Membantu Orang Lain, tak Mau Sedekah Juga?

29 Oktober 2022, 15:17 WIB
Ilustrasi. Kurang tidur bisa menurunkan keinginan seseorang membantu orang lain, sedekah juga? /Pizabay/ cuncon/

DESKJABAR - Tampaknya sudah banyak yang tahu kalau efek kurang tidur sangat merugikan kesehatan. Tapi tahukah kamu kalau kurang tidur bisa bikin kamu malas membantu orang lain, bagaimana dengan sedekah?

Apa hubungannya antara kurang tidur dengan membantu orang lain alias rasa dermawan, sedekah?

Namun memang ada studi yang mengatakan kalau efek kurang tidur membuat kita kurang dermawan. Artinya malas juga melakukan sedekah dong.

Sebuah studi di Universitas California Berkeley menunjukkan kurang tidur membuat seseorang malas membantu orang lain.

Baca Juga: 4 Jenis Santet yang Paling Bahaya di Sumatera, Nomor 3 Bisa Mengakibatkan Perut Besar

Dengan kata lain, studi yang menggunakan FMRI atau functional Magnetic Resonace Imaging memberikan penilaian bahwa orang yang kurang tidur menunjukkan penurunan keinginan untuk membantu orang lain!

fMRI merupakan alat untuk mendeteksi area otak mana yang aktif saat melakukan berbagai tugas, dengan mendeteksi peningkatan aliran darah ke area yang diaktifkan.

Disadur dari sciendaily.com, kurang tidur biasanya dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, depresi, diabetes, hipertensi, dan disfungsi seksual.

Dan sebuah studi baru memperlihatkan bahwa kurang tidur juga mempengaruhi interaksi sosial, membuat orang kurang mau membantu orang lain. Bukankah sedekah juga termasuk tindakan membantu orang lain?

Baca Juga: 2 Tempat Wisata Alam Karawang, Sejuk, Cozy, Spot Foto Instagramable Wajib dikunjungi, View Hutan Kertas Unik

Pemindaian MRI pada orang yang kurang tidur memperlihatkan lebih sedikit aktivasi bagian empati otak.

Penilaian tentang kurang tidur juga menunjukkan penurunan keinginan untuk membantu orang lain.

Penemuan baru ini menunjukkan bahwa kurang tidur juga merusak kesadaran sosial dasar kita, membuat kita menarik keinginan, termasuk keinginan untuk membantu orang lain.

Studi yang dipimpin oleh ilmuwan peneliti UC Berkeley Eti Ben Simon dan Matthew Walker, seorang profesor psikologi UC Berkeley, menambah bukti bahwa kurang tidur tidak hanya mempengaruhi pada kesehatan mental dan fisik seseorang, tetapi juga hubungan sosial individu.

Baca Juga: Yuk Bawa Orang Tercinta Liburan! Ini 5 Objek Wisata di Bogor yang Hits, Instagramable Tapi Murah Meriah

Menurut Walker, 20 tahun terakhir, mereka telah menemukan hubungan sangat erat antara kesehatan tidur dan kesehatan mental.

Tetapi penelitian baru ini, tambahnya, menunjukkan bahwa kurang tidur tidak hanya merusak kesehatan individu, tetapi juga menurunkan interaksi sosial antar individu, dan lebih jauh lagi merusak tatanan masyarakat.

Sementara Ben Simon menambahkan, efek kurang tidur tidak hanya berhenti pada individu tetapi juga menyebar kepada orang-orang sekitar kita.

Makanya, jika kita tidak cukup tidur, itu tidak hanya menyakiti kesejahteraan kita sendiri, tetapi juga kesejahteraan seluruh lingkaran sosial kita, termasuk orang asing.

Laporan baru menjelaskan tiga studi terpisah yang meneliti dampak kurang tidur pada kesediaan orang untuk membantu orang lain.

Studi pertama, para ilmuwan menempatkan 24 sukarelawan sehat dalam pencitraan fMRI untuk memindai otak mereka setelah delapan jam tidur dan setelah semalaman tidak tidur. Mereka menemukan, area otak yang membentuk teori jaringan pikiran yang terlibat ketika orang berempati dengan orang lain atau mencoba memahami keinginan dan kebutuhan orang lain, kurang aktif setelah malamnya tidak tidur.

"Ketika kita memikirkan orang lain, jaringan ini melibatkan dan memungkinkan kita untuk memahami apa kebutuhan orang lain: Apa yang mereka pikirkan? Apakah mereka kesakitan? Apakah mereka membutuhkan bantuan?" kata Ben Simon.

Baca Juga: Google Doodle Merayakan Tempe Mendoan, Padahal Hari Ini dan Besok Pedagang Mogok Jualan

Namun jaringan ini gagal merespon ketika seseorang mencoba berinteraksi dengan orang lain ketika seseorang kurang tidur.

Dalam studi kedua, mereka mengamati lebih dari 100 orang online selama tiga atau empat malam. Selama waktu ini, para peneliti mengukur kualitas tidur mereka, berapa lama mereka tidur, berapa kali bangun, dan menilai keinginan mereka untuk membantu orang lain, semisal membuka pintu lift untuk orang lain, menjadi sukarelawan, atau membantu orang asing yang terluka di jalan.

Kata Ben Simon, mereka yang kurang tidur pada malam sebelumnya adalah orang-orang yang kurang bersedia dan tertarik untuk membantu orang lain pada hari berikutnya.

Studi bagian ketiga memperlihatkan sumbangan turun 10% setelah transisi ke Daylight Saving Time dan potensi hilangnya satu jam tidur. 'Dosis' kurang tidung yang hanya satu jam terkait musim panas ini memiliki dampak signifikan pada penuruhan kemurahan hati seseorang.

Sebuah studi sebelumnya oleh Walker dan Ben Simon menunjukkan kurang tidur memaksa orang menarik diri secara sosial dan menjadi lebih terisolasi secara sosial.

Disebutkan Walker, ketika orang-orang yang kurang tidur tersebut berinteraksi dengan orang lain, mereka menyebarkan kesepian mereka kepada orang lain itu. Jadi hampir seperti virus.

“Gambaran besarnya, kita melihat bahwa kurang tidur menghasilkan individu yang sangat asosial," ujarnya.

Kurang tidur membuat orang kurang berempati, kurang murah hati, menarik diri secara sosial, dan celakanya itu menular, ada penularan kesepian.

Maka, jadikanlah tidur satu kebutuhan, dan cukuplah tidur, agar kita masih berkeinginan membantu orang lain dan melakukan sedekah.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: sciencedaily.com

Tags

Terkini

Terpopuler