Cegah Stunting dengan Makanan Tradisional, di Antaranya Sayur Lodeh yang Kaya Gizi

18 Oktober 2022, 19:48 WIB
Makanan tradisional bisa mencegah stunting. /Pixabay/ Congerdesign/

DESKJABAR - Jangan alergi pada makanan tradisional. Sebaiknya perkenalkan makanan tersebut pada anak-anak dan remaja, untuk mencegah stunting alias gagal tumbuh.

Ahli teknologi pangan Hindah Muaris menilai kini ada kecenderungan masyarakat meninggalkan makanan tradisional. Alasannya, makanan tradisional kurang praktis.

Namun di balik kekurangpraktisannya, makanan tradisional mengandung zat gizi yang sangat berguna untuk pertumbuhan anak-anak.

Menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi aneka hidangan yang enak dan menyehatkan mampu memperbaiki gizi anak dan menurunkan angka stunting.

Baca Juga: Sinopsis Film Black Adam, Tayang 19 Oktober 2022, Bersatunya Black Adam dan Justice of Society Amerika

"Sayang makanan tradisional sekarang ini mulai ditinggalkan masyarakat karena dianggap tidak praktis dalam penyajiannya," ujar lulusan Teknologi Pangan Gizi dari Institut Pertanian Bogor itu dalam "Deklarasi Konsensus Nutrisi dan Hidrasi Berbasis Makanan Tradisional" di Jakarta, Senin 18 Oktober 2022.

Padahal, tambahnya, dalam semangkuk olahan kuliner tersebut, memenuhi berbagai macam kebutuhan gizi.

Ia mencontohkan, dalam semangkuk sayur lodeh atau sayur sop yang memenuhi empat warna sayur. Ungu dari terong (di dalam lodeh), hijau dari buncis atau labu siam dan kacang panjang, kuning dari wortel, merah dari tomat, dll.

Bahan baku sop dan lodeh relatif mudah didapat dan murah pula.

Baca Juga: INFO GEMPA TERKINI: Wakatobi Sulawesi Tenggara Diguncang Gempa 5,0 Magnitudo, Begini Informasi dari BMKG

"Anak-anak sekarang sudah malas, mending beli online, padahal contoh yang paling sepele dari makanan tradisional itu sayur lodeh." katanya lagi.

Lima warna pada sayur dalam sayur lodeh, lanjutnya, mempengaruhi zat aktif pada pangan tersebut.

Ia mengungkapkan, Indonesia hingga kini masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius pada kualitas sumber daya manusia, yakni stunting.

Kendati angka prevalensi stunting di Indonesia telah menurun dari 26,92 persen menjadi 24,4 persen, angka tersebut masih cukup tinggi jika dibandingkan standar WHO yang tidak lebih dari 20 persen.

Baca Juga: Ini Cara yang Diajarkan Rasulullah untuk Menangkal Gangguan Sihir atau Santet, Kata Ustadz Khalid Basamalah

Oleh karena itu ia menyarankan kampanye masalah pangan tradisional tersebut harus didorong terus terutama di kalangan anak muda, agar mereka terbiasa menyantapnya.

Kebiasaan menyantam makanan kaya gizi diharapkan dapat menurun pada keluarganya kelak. Dengan demikian kasus stunting pun bisa menurun, sekitar 14 persen pada tahun 2024.

"Saya lebih keras ke kaum muda karena kaum muda memiliki kesadaran yang lebih pada konsumsi pangan yang beragam terutama pemanfaatan bahan lokal yang tidak kalah gizinya seperti tempe. Itu kaya protein yang bisa mencegah stunting dini," ujar Hindah.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler