Sejarah Pangalengan, Kabupaten Bandung, Wisata Alam Nuansa Zaman Dahulu

11 Oktober 2022, 09:44 WIB
Suana perkotaan Pangalengan, Kabupaten Bandung jalan raya pada masa kini dan zaman dahulu. /kolase foto Kodar Solihat/DeskJabar dan Nationaal Museum van Wereldculturen Belanda

DESKJABAR – Kecamatan Pangalengan, yang berada di selatan Bandung, dikenal sebagai sentra pertanian, perkebunan, dan peternakan, yang memiliki pemandangan indah.

Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat selain tujuan wisata alam, sebenarnya ada potensi wisata suasana sejarah Pangalengan zaman dahulu.

Pangalengan terdiri kawasan pertanian, perkebunan, peternakan, juga memiliki pusat aktivitas “perkotaan” kecamatan.

Baca Juga: Wisata Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Sejak Kapan Dilarang Berenang dan Mancing ?

Pada zaman sekarang, mungkin kita hanya mengenal situasi perkotaan Pangalengan dengan hiruk pikuk sibuk dengan pusat aktivitas ekonomi di kawasan pasar setempat.

Bahkan, pada masa kini kita sepintas melihat bahwa jalur utama di perkotaan Pangalengan sudah dominan bangunan toko, pasar, dan kantor buatan masa kini.

Berdasarkan pengamatan DeskJabar, pada masa kini sulit ditemukan adanya bangunan bersejarah peninggalan zaman kolonial Belanda, di perkotaan Pangalengan.

Baca Juga: Sulit Hilangkan Stress? Coba 5 Cara Efektif Berdamai Dengan Diri Sendiri, Salah Satunya Meditasi

Sebenarnya, kawasan perkotaan Pangalengan juga pernah terdapat banyak bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda.

Namun, sisa-sisa bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda di perkotaan Pangalengan hanya tinggal beberapa saja.

Sebagian besar, bangunan-bangunan, terutama rumah di perkotaan Pangalengan, sudah berganti dengan bangunan baru.

Baca Juga: BERITA TERKINI Lesti Kejora, Polisi Hari Ini Periksa Sekuriti Rumah Lesti

Namun, ada juga sejumlah rumah peninggalan zaman kolonial Belanda di perkotaan Pangalengan, sudah hancur ketika zaman perang tahun 1947 lalu.

Mengapa demikian, karena di perkotaan Pangalengan pernah banyak dihuni orang-orang Eropa sampai awal Perang Dunia II tahun 1942.

Ada pun wisata nuansa sejarah di Pangalengan, selain sudah umum dikenal berupa peninggalan sejumlah unit perkebunan teh, juga terdapat bisnis pertanian dan  peternakan yang juga peninggalan zaman kolonial Belanda.

Baca Juga: Tampilan Aura Kasih yang Ini, Bikin Otak Netizen Traveling : Aku Benci Pikiranku

Sebagai gambaran lengkap sejarah perkotaan Pangalengan, dapat dilihat pada YouTube Kodar Solihat, “Sejarah Pangalengan, Kabupaten Bandung, Zaman Kolonial dan Zaman Perang,” diunggah 23 September 2022.

Pada masa kini, kawasan perkotaan Pangalengan, pada ruas jalan utama, cenderung tampak bertebaran aneka plang iklan produk dan orang-orang sedang usaha cari nafkah dari bidang politik.

Namun pada zaman dahulu, perkotaan Pangalengan banyak rumah orang Eropa, dengan nuansa aktivitas bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Baca Juga: Isu Hantu di Villa Soekarno, Puncak, Bogor, Beranikah Orang Lewat Malam Hari ?

Jejak-jejaknya, dapat kita amati dari kehidupan perekonomian masyarakat Pangalengan pada masa kini.  

Khusus bisnis pertanian dan peternakan peninggalan zaman kolonial Belanda, di Pangalengan juga pernah ada beberapa tanah usaha pertanian dan peternakan sapi yang luas.

Peninggalan-peninggalan tersebut, kini termasuk yang dikelola oleh masyarakat petani dan perusahaan peternakan di Pangalengan.

Baca Juga: Hantu Rambut Panjang di Rumah, Inilah Jin Setan Dimaksud dan Cara Mengusir, Ustadz Adi Hidayat Menyebutkan

 

Khusus soal sejarah peninggalan tanah pertanian yang luas di Pangalengan, dikatakan Kurnadi Sjarif Iskandar, sebelum meninggal dunia kepada DeskJabar.

Kurnadi Sjarif Iskandar merupakan salah seorang tokoh nasionalisasi perkebunan eks Belanda tahun 1957, dan menjadi salah tokoh perkebunan teh Indonesia.

Diceritakan Kurnadi Sjarif Iskandar, ketika tahun 1950-an, ia pernah bekerja pada perusahaan pertanian PT Sayur Mayur Indonesia.

Baca Juga: Cara Mengatasi Toko Diganggu Jin dan Mistis, Ustadz Abdul Somad Memberitahu

Tak lama kemudian, ia pindah bekerja ke Perkebunan Teh Malabar milik perusahaan Belanda.

Kurnadi Sjarif Iskandar melihat bahwa suasana Pangalengan pada zaman dahulu merupakan kawasan makmur dari usaha lingkup pertanian, perkebunan, dan peternakan. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara liputan

Tags

Terkini

Terpopuler