2 Cara Jitu Mengurangi Alergi terhadap Bulu Kucing Tanpa Harus Menjauhi Hewan Peliharaan

17 September 2022, 16:57 WIB
Air liur kucing yang menumpuk di bulu bisa jadi penyebab alergi. /Pixabay/Josemdelaa/

DESKJABAR - Punya kucing peliharaan di rumah? Tentu menggemaskan. Namun beberapa orang alergi terhadap bulu kucing, padahal ingin sekali memeluknya.

Bagaimana cara mengurangi alergi terhadap bulu kucing? Soalnya bulu hewan lucu ini memang suka bertebaran di mana-mana, terutama kucing yang bulunya tebal dan panjang-panjang, seperti Persia.

Bulu kucing memang memiliki protein yang dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang.

Seseorang dengan alergi terhadap bulu kucing akan merasakan gejala seperti mata gatal, berair, hidung meler, bersin, atau malah napasnya bunyi (mengi).

Baca Juga: Kaca Mobil Berembun? Gunakan Litter atau Pasir Kucing, Ini 6 Tips Seputar Masalah Kendaraan

Gejala tersebut bisa jadi menghilangkan selera seseorang untuk memelihara anabul alias anak bulu itu. Bahkan akan menghindari berada di sekitar kucing.

Bulu kucing akan jadi kambing hitam jika seseorang mengalami reaksi alergi.

Lynn Paolillo, seorang instruktur di National Cat Groomers Institute menjelaskan tentang hal itu secara detail. Seperti disadur DeskJabar dari Daily Paws.

Apa itu bulu kucing?

Ketombe merupakan sel-sel kulit yang tak terlihat dan dikeluarkan kucing secara alami sebagai bagian dari siklus pertumbuhan normalnya.

Baca Juga: 7 Bahasa dan Perilaku Kucing, Apa Arti Suka Memperlihatkan Perut? Hati-hati Dia tak Suka Dielus Bagian Ini

Ketika sel-sel yang mengelupas itu menumpuk akan menggumpal dan menjadi terlihat saat bulu rontok.

Bulu-bulu itu bisa terbang kemana-mana, ke sofa, dinding, atau tempat tidur, juga di udara.

Apakah bulu kucing jadi alergen?

Orang dengan alergi kucing bisa sensitif terhadap protein yang ada pada bulu kucing. Namun sebetulnya alergi kucing dipicu oleh protein yang ada di air liur hewan tersebut.

"Kucing memang groomer yang apik. Ia menjilati bulunya, maka air liurnya berpindah ke bulu dan mengering, menumpuk, lalu mengelupas bersama bulu," kata Paolillo.

Baca Juga: Kenapa Kucing Suka Menggigit? Ini 5 Alasan Perilaku dan Kebiasaan Anabul Ini, Pahami dan Bonding dengan Mereka

Semua kucing memiliki protein di setiap air liurnya, namun berbeda kadar di setiap kucing.

“Itulah mengapa seseorang yang alergi terhadap kucing mungkin baik-baik saja dengan satu kucing, tetapi segera setelah mereka menyentuh kucing lain, mereka memiliki reaksi besar,” jelas Paolillo.

Hal itu menerangkan, jarang orang alergi terhadap anak kucing. KArena mereka belum mulai memelihara dirinya.

Bisakah memghilangkan bulu kucing dan sumber alergi?

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bulu yang mengandung air liur kucing akan menempel di banyak permukaan. Itu bisa tersedot dalam sistem pendingin udara.

Baca Juga: Kucing dan Hewan Peliharaan Sakit? Bawa ke RS Hewan Jabar atau Puskeswan Seputar Bandung, Ini Alamatnya

Untuk mengurangi alergen ada dua hal yang bisa dilakukan. Pertama, menurunkan jumlah alergen kucing dan menghilangkan yang sudah ada.

Untuk mengurangi jumlah bulu kucing di rumah adalah dengan memandikan kucing secara teratur. Menurut Paolillo, mandi teratur menghilangkan penumpukan air liur dari bulu kucing serta rambut mati, dan mencegah rontok di rumah.

Sampo kering tak akan menghilangkan bulu, ketombe dan penumpukan air liur. Pakailah sampo biasa.

Sedangkan cara mengurangi alergen adalah membersihkan secara teratur setiap permukaan, lantai, dinding, sofa dll.

Pertimbangkan untuk melepas karpet dan menjaga lantai tetap terbuka. Jauhkan kucing dari kamar tidur, mengganti pakaian setelah mengelus dan bermain dengannya, menggunakan pembersih udara.

Jika Anda memiliki anggota keluarga yang alergi bulu kucing, maka cara tersebut di atas bisa dicoba diterapkan. ***

 

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Daily Paws

Tags

Terkini

Terpopuler