Keren! Misteri di Gunung Lawu Tidak Boleh Memetik EDELWEISS FLOWER Adalah Simbol Keabadian

3 Agustus 2022, 09:10 WIB
Keren! Misteri di Gunung Lawu tidak boleh memetik EDELWEISS FLOWER, adalah simbol keabadian yang perlu dilestarikan. /Tjetjep SA/DeskJabar/

DESKJABAR – Keren! misteri di Gunung Lawu tidak boleh memetik edeweiss flower, adalah simbol keabadian yang perlu dilestarikan

Banyak misteri di Gunung Lawu yang mesti ditaati para pecinta hiking, sebelum naik kesana perhatikan aturannya.

Contohnya, di sana masih ada bunga Edelweiss yang masih penuh misteri di Gunung Lawu.

Pada tanggal 17 Agustus 2022, apakah nanti ada yang akan mengibarkan bendera merah putih, pada peringatan Hari Kemerdekaan RI?

Wow keren ceritanya Edelweiss yang mistis dan dikelilingi mitos.

Baca Juga: Neni Haryani, Anak Tukang Becak yang Dulu Sangat Sulit Minta Dibelikan Roti, Kini Miliki 9 Toko Roti

Edelweiss, bunga pegunungan yang lembut dengan kelopak putih berbulu, sangat terkait dengan pegunungan Alpen sehingga sulit dipercaya bahwa itu berasal dari Himalaya dan Siberia.

Baru pada paruh kedua abad ke-19 apa yang sebelumnya disebut oleh ahli botani di Zurich sebagai 'bunga wol' menjadi dikenal luas sebagai edelweiss dan mengambil status kultus khusus di Swiss.

Dilansir DeskJabar.com dari houseofswitzerland.org, flower itu telah menarik penggemar dan kritikus selama bertahun-tahun, tetapi tetap menjadi salah satu gambar paling ikonik di Swiss.

Menghiasi segalanya mulai dari maskapai penerbangan, koin hingga logo untuk kantor pariwisata Swiss.

Baca Juga: Menonton Ikatan Cinta, Scene Basi Riki Memalsukan Surat Tes DNA Muncul Lagi, Pelakunya Gentayangan!

Kultus bunga putih yang mulia

Bagaimana edelweiss menutupi bunga gunung lainnya seperti mawar Alpine, yang secara luas dipandang lebih indah secara estetika?

Setelah perjalanan melalui Bernese Alps pada tahun 1881, penulis Amerika Mark Twain menyebut edelweiss sebagai "favorit Swiss yang jelek".

Dan tidak mencatat atau menggambarkan bunga itu sebagai putih, tetapi mengatakan bahwa "bunga yang mekar adalah warna abu rokok."

Twain datang terlambat. Ketika para kritikus mulai mempertanyakan apakah bunga itu pantas mendapatkan status, legenda mistisisme dan eksklusivitasnya diterima secara luas.

Baca Juga: Kartu Prakerja Memperkenalkan Sistem Baru Verifikasi Wajah Melalui Fitur Liveness dengan Kedipan Mata

Mitos-mitos ini terkait erat dengan booming alpinisme pada pertengahan abad ke-19 dan nilai-nilai keberanian dan kekuatan yang terkait dengan olahraga.

Salah satu mitos terbesar tentang bunga adalah tidak dapat diaksesnya bunga tersebut.

Tobias Scheidegger, seorang peneliti senior dalam budaya populer di Universitas Zurich, yang meneliti Edelweiss untuk pameran 2011 di Jenewa dan Kebun Raya Zurich.

Ia berpendapat bahwa kepercayaan populer bahwa bunga hanya tumbuh di atas es dan batu curam secara botani tidak benar.

Dia menjelaskan, sebenarnya para alpinist sendirilah yang mempopulerkan citra ini untuk mempromosikan diri mereka sebagai pria pemberani dan kuat.

Baca Juga: JELANG 1 Tahun Kasus Subang, Saat Yosef dan Yoris Bersepakat Netizen Usul Datangi Polda Kalau Perlu Demo

Salah satu cerita paling terkenal tentang Edelweiss adalah tentang seorang pemuda yang mempertaruhkan nyawanya.

Dia mendaki gunung yang curam dan berbatu untuk mengumpulkan bunga edelweiss, yang diberikan kepada seorang wanita sebagai tanda cinta dan keberanian.

Dalam novel "Edelweiss" (1861), penulis Jerman Bertold Auerbach membesar-besarkan kesulitan mendapatkan minat dan mengatakan: "Memilikinya adalah kesaksian keberanian yang tidak biasa."

Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual

Tumbuhan ini sangat umum dan ditemukan di beberapa gunung berapi di Indonesia yang masih aktif atau tidak aktif.

Di Indonesia, seperti puncak lapangan Suryakencana, Gunung Gede Pangrango, Gunung Sumbing, savana 2 di Gunung Merbabu dan Gunung Lawu.

Anaphalis javanica, yang dikenal secara populer sebagai Edelweiss jawa atau Bunga Senduro, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara.

Jika Anda merasa ingin memetik bunga edelweis liar namun tidak diperbolehkan, Anda bisa membelinya dari warga sekitar Tengger.

Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Orang yang Akan Dijadikan Tumbal Pesugihan, Salah Satunya Linglung

Pastikan bunga tersebut merupakan hasil budidaya.

Nah, untuk menikmati bunga-bunga liar, Anda bisa membawa kamera dan mengambil banyak gambar.

Semboyan pendaki gunung harus dilaksanakan, motto "Jangan tinggalkan apapun selain jejak di gunung, jangan bunuh apapun selain waktu dan jangan ambil apapun selain gambar".***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Berbagai sumber House of Switzerland

Tags

Terkini

Terpopuler