Network
DESKJABAR - Kalangan milenial kini menjadi pasar potensial dalam pengembangan agrowisata atau wisata alam di Jawa Barat. Sebab, ada fenomena dimana berbagai wisata alam di Jawa Barat, pengunjungnya didominasi kalangan muda.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik, di Bandung, Selasa, 17 November 2020, menyebutkan, sejauh ini bisnis wisata alam di Jawa Barat kunjungannya kebanyakan adalah para wisatawan nusantara.
Dalam setahun sampai akhir 2019, dari target meraih 48 juta orang wisatawan ternyata hasilnya lebih, yaitu 62 juta orang wisatawan.
“Melihat fenomena yang ada, dari berbagai lokasi wisata alam atau agrowisata di Jawa Barat, sebanyak 71 persen pengunjungnya ternyata kalangan milenial. Ini merupakan potensi bagus untuk peluang pengembangan bisnis wisata alam atau agrowisata di Jawa Barat,” ujarnya.
Dikatakan, di Jawa Barat terdapat 76 potensi wisata dari 21 kabupaten/kota di Jawa Barat yang diangkat potensinya secara dikerjasamakan. Adalah kalangan milenial yang menjadi pasar potensial, terutama untuk wisata alam atau agrowisata.
Menurut dia, ini merupakan peluang bagi para investor untuk menjalin kemitraan, dengan pasar yang jelas, mulai kalangan muda sampai kalangan senior. Apalagi, Jawa Barat dikaruniai alam yang sangat indah dan subur, dimana wisata alam menjadi ajang untuk menumbuhkan kecintaan terhadap alam dan lingkungan.
“Sebab, masyarakat kini tampaknya lebih tertarik berwisata mengunjungi obyek-obyek alam yang indah. Lihat saja ibu-ibu juga belakangan ini juga sangat menggemari,” kata Dedi Taufik, seusai pendatanganan Mou antara PT Perkebunan Nusantara VIII atau PTPN VIII dengan PT Jaswita Jabar untuk pengembangan agrowisata Perkebunan Ciater, Subang.
Menurut Dedi Taufik, lokasi-lokasi potensial wisata alam di Jawa Barat sangat banyak karena alamnya yang indah. Misalnya di kawasan perkebunan, kehutanan, kawasan pertanian, dll, yang memang kini semakin menjadi daya tarik bagi kalangan milenial.
Ke-76 tempat wisata baru berbasis alam berada di kawasan milik PTPN VIII, Perhutani, dan pihak swasta yang dikategorikan atau masuk dalam beberapa kelompok seperti brown book, blue book dan green book.
