Vanili Indonesia Kembali Jadi Pilihan Utama Pasar Dunia, Peluang Usaha Bagi Petani Muda

- 22 April 2024, 10:30 WIB
Tanaman vanili di kelompok tani Mekar abadi, berada di desa Mekarmulya Cikalong Kulon, Kab. Cianjur.
Tanaman vanili di kelompok tani Mekar abadi, berada di desa Mekarmulya Cikalong Kulon, Kab. Cianjur. /

DESKJABAR – Bisnis komoditas vanili kembali menjadi salah satu peluang usaha mendatangkan keuntungan bagus bagi masyarakat petani. Sebab, vanili asal Indonesia kini kembali menjadi pilihan utama dunia, menjadi peluang usaha bagi petani muda untuk memperoleh pengasilan bagus.

Panen vanili merupakan komoditas perkebunan yang sangat dibutuhkan dunia, sebagai senyawa aromatik yang kuat dan tahan lama. Seiring meningkatnya kembali minat kepada vanili asal Indonesia, berpotensi menyalip Madagaskan sebagai penghasil utama di dunia.

Di Indonesia, budidaya vanili kembali banyak dilakukan pada sejumlah provinsi. Bahkan, pembudidayaan vanili banyak dilakukan kalangan muda, yang berharap memperoleh hasil usaha membuat makmur, karena diketahui harga vanili adalah jutaan rupiah per kilogram.

Baca Juga: Vanili Asal Jawa Barat Kini Berkualitas Bagus, Kembalikan Kejayaan Usaha Perkebunan Ini

Peluang bisnis bagus

Tech-Insight and Strategies pada jaringan Linkedin, menyebutkan, pada tahun 2024, permintaan pasar vanili termasuk sektor yang memperoleh pertumbuhan tercepat sampai tahun 2032.

Indonesia Eximbank pada 16 Oktober 2023, memberikan gambaran seperti apa bisnis vanili Indonesia pada tahun 2024 dan berikutnya. Kualitas vanili Indonesia unggul dengan aroma yang kuat dan tahan lama, dengan permintaan pasar global terus meningkat.

Disebutkan, harga vanili global sangat tinggi dengan rata-rata mencapai 270,40 Euro/kg untuk vanili ekstrak dan 175,56/kg untuk vanili utuh pada tahun 2022. Ini membuat vanili merupakan komoditas dengan julukan si emas hitam, karena hasil panen yang sudah dijemur memang berwarna hitam.

Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Rini Satriadi, menyebutkan, secara umum sebenarnya produksi vanili dunia menghadapi dampak kekeringan, angin topan, dan praktek pertanian yang buruk di Madagaskan selaku produsen utama dunia.

“Ini menjadi peluang bagi vanili Indonesia untuk menjadi menguasai pasar dunia. Apalagi, Prancis, Amerika Serikat, Belgia, Inggris, dan Mauritius terus meningkat permintaan vanili, belum pula Jerman, Belanda, Singapura, dan Kanada,” ujarnya.

Baca Juga: Perkebunan Jawa Barat, Masyarakat Pangandaran Antusias Budidaya Vanili

Peta persaingan

Untuk meningkatkan volume ekspor, vanili Indonesia tinggal bersaing dengan Prancis yang juga penghasil komoditas ini. Namun karena harga vanili Prancis lebih mahal, membuat negara-negara pengimpor melirik negara lain, termasuk Indonesia.

Indonesia dinilai memiliki peluang lebih bagus pada pasar global vanili, sebab terdapat pangsa lainnya yaitu regional ASEAN. Singapura, Thailand, dan Malaysia, lebih memilih vanili dari Indonesia dibandingan asal Madagaskar, Prancis, dan Jerman.

“Karena itu, LPEI mengingatkan, agar produksi vanili Indonesia harus stabil dalam pasokan dan kualitas bagus untuk menjaga kepercayaan pasar. Upaya perluasan pasar ekspor harus dilakukan, agar pemasaran vanili Indonesia menjadi lebih berkembang,” kata Rini Satriadi.

Sebagai gambaran, tanaman vanili menghasilkan buah yang mengandung senyawa aromatik berharga yang sangat diminati berbagai industri. Usaha budidaya vanili memerlukan waktu 2-4 tahun sejak ditanam sampai menghasilkan buah berbentuk polong untuk dipanen.

Indonesia pernah berjaya usaha budidaya vanili sampai awal tahun 1990-an. Namun karena terjadi suatu kasus, bisnis vanili Indonesia menjadi terpuruk sangat lama. Baru pada tahun 2023, minat konsumen dunia kepada vanili Indonesia kembali muncul, sebagai pengaruh kondisi kurang bagus di Madagaskar. ***

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah