JELANG Ramadhan 2024, Harga Pangan Rame-Rame Naik, di Jabar Beras Premium Naik Rp 1.000 di Sepekan Terakhir

- 12 Februari 2024, 08:51 WIB
Ilustrasi pasar tradisional. Jelang Ramadhan 2024, harga pangan rame-rame naik.
Ilustrasi pasar tradisional. Jelang Ramadhan 2024, harga pangan rame-rame naik. /PMH News/

DESKJABAR – Menjelang Pemilu 2024 dan Ramadhan 2024, harga pangan di sejumlah provinsi di Indonesia rame-rame naik, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada daging ayam ras yang mencapai kenaikan lebih dari 6 persen.

Di Jabar, dalam sepekan terakhir harga beras premium naik rata-rata sekitar Rp 1.000 per kg. Rata-rata harga beras premium di Jabar mencapai Rp 16.300 per kilo. Harga tertinggi terjadi di Kabupaten Bandung yang mencapai Rp 17.300 per kilo.

Baca Juga: LOKET Penjualan Tiket Kereta Api Lebaran 2024 Dibuka 15 Februari 2024, Inilah Jadwalnya dan Tiket Ekonomi

Hal ini berdasarkan Panel Harga Pangan yang dikeluarkan Badan Pangan Nasional periode 5 Februari hingga 12 Februari 2024.

Bahan pangan yang mengalami kenaikan di tingkat pedagang eceran adalah beras premium,  kedelai biji kering, cabe merah kriting, cabe rawit merah, daging ayam ras, telur ayam ras, gula konsumsi, minyak goreng kemasan sederhana, tepung terigu curah, minyak goreng curah, garam halus beryodium,tepung terigu kemasan (non curah).

Meski demikian ada sejumlah bahan pangan yang mengalami oenurunan harga pada periode 5 Februari hingga 12 Februari 2024 yakni beras medium, bawang merah, bawang putih bonggol,  daging sapi murni, jagung peternak, ikan kembung, ikan bandeng.

Kenaikan tertinggi di tingkat nasional terjadi di daging ayam ras, yang naikrata-rata  sebesar 6,12 persen atau naik sebesar Rp 2.190 per kilo.

Harga rata-rata tertinggi untuk daging ayam ras terjadi di wilayah timur seperti di Sulawesi, Maluku, serta di wilayah Nusa Tenggara Timur dimana harga per kilo di kisaran Rp 45.000 hingga Rp 70.000 per kilo.

Pengakuan Aprindo

Sementara itu mengutip dari kantor berita Antara, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memaparkan alasan para peritel terpaksa menjual bahan pokok seperti beras, gula dan minyak goreng di atas harga eceran tertinggi (HET).

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara Badan Pangan Nasional


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x