Menurut Ali Majaji, secara umum, animo petani tebu di Jawa Barat secara umum meningkat. Hanya saja, berdasarkan data dari pabrik gula, kondisinya masih didera dengan berbagai kesulitan karena regulasi belum nyambung antara teori dengan realita yang ada.
Kondisi lainnya, disebutkan, Ali Majaji, adalah dicabutnya subsidi pupuk ZA, pendanaan perbankan yang belum begitu masif, tidak seperti halnya pada waktu masih adanya program KKP-E yang telah “dibunuh” oleh pemerintahan yang sekarang.
“Kalau mau jujur sebetulnya ahli ekonomi dan profesor mana yang bisa menghitung budidaya tebu seluas dua hektar petani bisa sejahtera, seperti pembatasan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, baiklah itu dulu gambaran singkat tentang tebu," ungkap Ali Majaji.
Baca Juga: PG Sindanglaut Cirebon Ditargetkan Menjadi Pabrik Gula Terbaik di Indonesia
Sementara itu, Sekretaris Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia) Wilayah Jawa Barat, Agus Sutirman menyebutkan, juga memperoleh informasi dari APTRI Jawa Barat, bahwa harga lelang gula pada musim giling tahun 2023 lalu, menembus rekor tertinggi nasional.
“Jadi, para petani gula tebu Jawa Barat selama ini sangat menunggu capaian harga diatas Rp 12.500 per kg, Alhamdulillah sekarang tercapai pada lelang lalu, dengan tembus di harga Rp 13.000-an,” ujar Agus Sutirman.
Melanisme lelang online dan ofline semacam ini sudah dilakukan oleh dua organisasi petani tebu di Jawa Barat, yaitu APTRI dan PPTRI.