Bisnis Penggilingan Padi di Jawa Barat Bertumbangan, Akibat Alihfungsi Lahan Pertanian

- 5 Juni 2023, 15:14 WIB
Usaha penggilingan padi di Jawa Barat bertumbangan, akibat tidak kebagian pasokan gabah  dampak alihfungsi lahan pertanian padi.
Usaha penggilingan padi di Jawa Barat bertumbangan, akibat tidak kebagian pasokan gabah dampak alihfungsi lahan pertanian padi. /Kodar Solihat/DeskJabar

Pada kondisi ini, disebutkan, penyebabnya, kebanyakan penggilingan padi skala menengah kebawah terutama penggilingan kecil, banyak yang tidak jalan alias tutup. Banyak unit penggilingan padi kini tidak uptodate lagi, karena masih menggunakan mesin lama.

Pada sisi lain, kata Muchlis Anwar, adalah perilaku konsumen yang kini lebih suka membeli beras di pasar atau toko beras. Masyarakat yang menggiling padi ke heuler atau penggilingan padi kini sudah berkurang.

Belakangan ini, menurut Muchlis Anwar,  semakin banyak usaha penggilingan padi kelas menengah ke bawah kesulitan mendapatkan gabah. Pada musim panen padi gabah dibeli oleh bandar-bandar besar lalu diproses menjadi beras di penggilingan besar.

“Apalagi, penggilingan kelas menengah ke atas, seiring dengan permintaan pasar beras menginginkan beras berkualitas, baik medium maupun premium,” ujar Muchlis Anwar.

Baca Juga: El Nino 2023 di Sumedang, Para Burung Hantu Siap Berburu Tikus di Lahan Pertanian

Ancaman krisis pangan ?

Soal bisnis penggilingan besar, menurut Muchlis Anwar, karena masing-masing pemiliknya sudah bermitra dengan Food Station dan punya stokis beras di Pasar Induk Cipinang Jakarta.

“Alihfungsi lahan sangat mempengaruhi terhadap langka nya gabah. Kondisi ini hampir merata pada setiap daerah di Jawa Barat, sehingga menyebabkan susahnya mendapatkan gabah bagi penggilingan menengah ke bawah,” kata Muchlis Anwar, merupakan calon anggota komisioner KPU (Komisi Pemilihan Umum) Jawa Barat.

Soal jumlah penggilingan padi yang ada di Jawa Barat sebelum terjadi keterpurukan, disebutkan Muchlis Anwar,  ada 33.000 unit. Namun kini banyak yang mangkrak dan tutup, baik skala besar, menengah, dan kecil.

Secara terpisah, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengingatkan, agar masyarakat mengubah perilaku menjadi lebih mencintai lingkungan. Kondisi dampak perubahan iklim semakin terasa di dunia, menjadi salah satu ancaman utama kepada produksi pangan. ***

 

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x