KONTIBUTOR Terbesar Ekonomi Indonesia, Namun Porsi Kredit Perbankan ke Sektor UMKM Masih Rendah

- 5 Juni 2023, 12:45 WIB
Tercatat sebagai kontributor terbesar bagi perekonomian RI, namun sektor UMKM menghadapi banyak kendala, salah satunya akses permodalan. Kredit perbankan UMKM di Indonesia terbilang rendah di kawasan Asia Tenggara
Tercatat sebagai kontributor terbesar bagi perekonomian RI, namun sektor UMKM menghadapi banyak kendala, salah satunya akses permodalan. Kredit perbankan UMKM di Indonesia terbilang rendah di kawasan Asia Tenggara /sobatpajak.com/

DESKJABAR – Mengutip dari Laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sektor UMKM tercatat sebagai ktibutor terbesar bagi perekonomian Indonesia. Sayangnya dalam perannya yang krusial tersebut, sektor ini masih mengalami berbagai hambatan mulai dari SDM, produktivitas, pemasaran, serta Permodalan.

Porsi penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM dari tahun ke tahun memperlihatkan peningkatan. Namun menurut Dosen FEB Unpad yang juga Staf Khusus Kementerian Keuangan RI, TItik Anas, namun masih tetap rendah.

Baca Juga: DI TITIK Awal Tol Getaci di Gedebage Diusulkan Ada Destinasi Wisata Baru, Akses UMKM Tasikmalaya Makin Mudah

Porsi penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM di Indonesia masih terbilang rendah untuk di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara sendiri.

Kendala utama msih rendahnya porsi penyaliran kredit perbankan ke sektor UMKM juga diakui Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki. Perbankan harus berhati-hati menyalurkan kredit ke sektor ini karena ancaman kredit macet sektor ini termasuk tinggi.

Untuk itu, pemerintah terus menggejot upaya untuk mengupgrade kemampuan para pelaku sektor UMKM, baik dalam hal inklusi keuangan hingga digitalisasi UMKM sebagai upaya sektor ini gesit menghadapi perkembangan zaman, termasuk di dalamnya pasar.

Kontribusi UMKM 2023 dan Kendalanya

Mengutip dari laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI yakni ekon.go.id menyebutkan bahwa sektor UMKM memiliki kontribusi yang besar dalam perekonomian Indonesia. Dengan memiliki jumlah lebih dari 64,2 juta unit usaha, menyumbang 61,9% pada Produk Domestik Bruto (PDB).

Selain itu, sektor UMKM mampu menyerap 97% terhadap tenaga kerja.  Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyebut, serapan tenaga kerja pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada tahun 2022 mencapai 7.608.201 orang.

Namun demikian, sektor UMKM di Indonesia menghadapi berbagai tantangan seperti akses pembiayaan, pemasaran, dan daya saing serta produktivitas.

Baca Juga: KABAR TERKINI, Jadwal PPDB Jawa Barat 2023 Siap Dibuka, Simak Informasi Lengkapnya

Survei yang dilakukan oleh DSInnovate ke 1.500 pemilik UMKM pada tahun 2022, memperlihatkan peta kendala yang dihadapi sektor UMKM di Indonesia yakni :

-Sebanyak 70,2% pemilik UMKM bermasalah saat melakukan pemasaran produk.

-Kandala berkaitan dengan akses permodalan (51,2%),

-Pemenuhan atau persediaan bahan baku (46,3%),

-Adopsi digital (30,9%).

Penyaluran Kredit Perbankan ke UMKM Rendah

Dalam sebuah acara webinar pada 30 Mei 2023, Dosen FEB Unpad yang juga Staf Khusus Kementerian Keuangan RI TItik Anas, PhD, mengatakan, akses UMKM terhadap pembiayaan masih menjadi masalah.

Meskipun tren kredit perbankan untuk UMKM mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, proporsi kredit UMKM Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara Asia Timur ataupun untuk level Asia Tenggara sendiri. 

“Perlu peningkatan literasi keuangan untuk mengatasi masalah tersebut, dengan target inklusi keuangan akan mencapai 90 persen di 2024 nanti. Tapi perlu diingat bahwa institusi keuangan bukan hanya terdiri dari industri,” kata Titik.

Baca Juga: Mengenal Senjata Para Polisi Kehutanan alias Polhut, Ini Jenis-jenis Digunakan

Sementara itu, menurut survei Bank Indonesia terbaru pada MSME Empowerment Report 2022, sebanyak 69,5% UMKM belum menerima pinjaman. Tantangan ini bersumber dari rendahnya literasi keuangan peminjam atau UMKM. Pada saat yang sama, peminjam (bank dan multifinance) juga menghadapi beberapa tantangan untuk memenuhi kebutuhan UMKM.

Padahal menurut laporan International Finance Corporation  (IFC) bahwa kurangnya akses ke keuangan merupakan hambatan utama bagi digitalisasi UMKM di negara berkembang.

Data tersebut menunjukkan sekitar 60% UMKM di negara berkembang kekurangan kredit formal, sehingga sulit bagi mereka untuk berinvestasi dalam teknologi digital.

Laporan BI, penyaluran kredit kepada UMKM pada Maret 2023 tumbuh 8,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp1.271 triliun. Adapun berdasarkan skala usahanya, kredit UMKM skala mikro tumbuh 43,9 persen menjadi Rp567 triliun. Sedangkan, kredit UMKM skala menengah justru tercatat terkontraksi 12,9 persen menjadi Rp291,4 triliun dan skala kecil terkontraksi 6,9 persen secara yoy menjadi Rp412,9 triliun.

BRI menjadi perbankan paling aktif menyalurkan kredit UMKM yakni KUR, yang mencapai Rp14,98 triliun hingga kuartal I/2023.

Baca Juga: TAMAN Rumah Bikin Adem, Mau Bikin? INILAH Jasa Pembuatan Taman di Kota Bandung, Alamat Serta Nomor Teleponnya

Kemudian disusul Bank Mandiri yang mencatatkan sepanjang 3 bulan pertama tahun 2023, mereka telah menyalurkan KUR mencapai Rp6 triliun.

Slanjutnya, BNI melaporkan telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp3,6 triliun pada kuartal I/2023.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memaparkan  bahwa mereka diminta Presiden Joko Widodo mencari terobosan agar porsi kredit perbankan ke sektor UMKM bisa mencapai 30 persen pada 2024. Sebab, Bappenas memperkirakan realisasi porsi kredit perbankan ke UMKM pada tahun depan hanya 24 persen.

"Saya paham bank nggak mau gegabah salurkan KUR-nya (Kredit Usaha Rakyat). Tahun ini Rp 460 triliun disiapkan untuk KUR, risiko NPL (kredit macet) menjadi pertimbangan utama perbankan, tapi presiden minta terobosan," ujar Teten.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x