Penyaluran Kredit Perbankan ke UMKM Rendah
Dalam sebuah acara webinar pada 30 Mei 2023, Dosen FEB Unpad yang juga Staf Khusus Kementerian Keuangan RI TItik Anas, PhD, mengatakan, akses UMKM terhadap pembiayaan masih menjadi masalah.
Meskipun tren kredit perbankan untuk UMKM mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, proporsi kredit UMKM Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara Asia Timur ataupun untuk level Asia Tenggara sendiri.
“Perlu peningkatan literasi keuangan untuk mengatasi masalah tersebut, dengan target inklusi keuangan akan mencapai 90 persen di 2024 nanti. Tapi perlu diingat bahwa institusi keuangan bukan hanya terdiri dari industri,” kata Titik.
Baca Juga: Mengenal Senjata Para Polisi Kehutanan alias Polhut, Ini Jenis-jenis Digunakan
Sementara itu, menurut survei Bank Indonesia terbaru pada MSME Empowerment Report 2022, sebanyak 69,5% UMKM belum menerima pinjaman. Tantangan ini bersumber dari rendahnya literasi keuangan peminjam atau UMKM. Pada saat yang sama, peminjam (bank dan multifinance) juga menghadapi beberapa tantangan untuk memenuhi kebutuhan UMKM.
Padahal menurut laporan International Finance Corporation (IFC) bahwa kurangnya akses ke keuangan merupakan hambatan utama bagi digitalisasi UMKM di negara berkembang.
Data tersebut menunjukkan sekitar 60% UMKM di negara berkembang kekurangan kredit formal, sehingga sulit bagi mereka untuk berinvestasi dalam teknologi digital.
Laporan BI, penyaluran kredit kepada UMKM pada Maret 2023 tumbuh 8,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp1.271 triliun. Adapun berdasarkan skala usahanya, kredit UMKM skala mikro tumbuh 43,9 persen menjadi Rp567 triliun. Sedangkan, kredit UMKM skala menengah justru tercatat terkontraksi 12,9 persen menjadi Rp291,4 triliun dan skala kecil terkontraksi 6,9 persen secara yoy menjadi Rp412,9 triliun.
BRI menjadi perbankan paling aktif menyalurkan kredit UMKM yakni KUR, yang mencapai Rp14,98 triliun hingga kuartal I/2023.