Petani Teh di Kabupaten Bandung Agresif Jual Teh Putih dan Sencha Perkuat Usaha Rerkebunan Rakyat

- 15 Mei 2023, 10:10 WIB
Kalangan petani perkebunan teh di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, agresif memasarkan teh siap konsumsi dalam jenis teh putih dan teh sencha.
Kalangan petani perkebunan teh di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, agresif memasarkan teh siap konsumsi dalam jenis teh putih dan teh sencha. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Kalangan petani perkebunan teh di kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, agresif memasarkan teh siap konsumsi dalam jenis teh putih dan sencha. Diketahui, pasar kedua jenis teh tersebut banyak peminatnya, karena cita rasa dan manfaat kesehatan.

Kalangan petani perkebunan teh di Kabupaten Bandung yang memproduksi dan memasarkan teh jenis teh putih dan teh sencha, misalnya di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, yang merupakan kawasan Ciwidey. Selama ini mereka sudah memproduksi secara terbatas untuk pasar domestik.

Untuk mendukung menambah kemampuan produksi, pihak Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sudah memberikan bantuan bibit-bibit tanaman teh klon Gm7, kepada kelompok petani perkebunan teh di Cisondari itu, baru-baru ini. Produksi teh putih dan teh sencha menggunakan bahan baku pucuk terkecil tanaman teh.

 Baca Juga: Di Kabupaten Bandung, Investasi Baru Perkebunan Teh Menarik Minat Masyarakat

Mulai dipanen awal 2024

Menurut Ketua Kelompok Tani Hanesland Mountain Cisondari, Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Tian, di Bandung, Senin, 15 Mei 2023, kelompoknya baru saja mendapat fasilitas bantuan bibit-bibit tanaman teh dan pupuk organik.

Dikatakan, bibit-bibit tanaman teh tersebut rencana akan ditanam selesai Mei 2023 ini. “Kedepan hasil produksi dari benih tersebut kalau sudah produksi akan dihasilkan jenis olahan teh berupa teh putih dan senca,” ujarnya.

Ia memprediksi, kemungkinan besar mulai produksi paling cepat Januari 2024. Namun hasilnya masih sedikit, menyesuaikan umur tanaman dan mulai banyak produksi pada tahun 2026.

 Baca Juga: Pasar Teh Dunia 2023 Tumbuh, Perkebunan Teh di Indonesia Dicuekin Dunia ?

Diketahui, tanaman teh dari tanam sampai bisa produksi bagus sekitar 3-5 tahun sejak tanam. Namun dengan klon Gmb7 sudah bisa dipanen walau umur baru setahun, namun jumlahnya masih terbatas.

Ada pun teh putih adalah pucuk teh yang dikeringkan atau dijemur tanpa disangrai maupun dioksidasi. Sedangkan sencha adalah jenis teh hijau ala Jepang, yang dibuat tanpa proses penggilingan.

Diketahui, harga teh putih dan teh sencha harganya mahal, sebab memang diproduksi dari pucuk terkecil (peko) saja. Sehingga produksi teh putih dan teh sencha tidak dapat banyak dibandingkan teh hijau, teh hitam, CTC, ortodoks, dll.

Baca Juga: Manfaat Teh Putih Bagi Kesehatan, di Bogor Diminati Orang Timur Tengah Saat Wisata Perkebunan

Baca Juga: Pasar Teh Dunia 2023 Tumbuh, Perkebunan Teh di Indonesia Dicuekin Dunia ?

Sementara itu, obrolan dari sejumlah personel Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dan beberapa petani teh di Cisondari, senada mengatakan, mereka lebih memilih menjual produk jadi, karena lebih jelas keuntungan usahanya dari berkebun teh.

Jika hanya menjual pucuk, kata mereka, hitung-hitungan terasa rugi. Sebab, harga pucuk ditentukan bandar atau pabrik pembeli, sedangkan biaya perawatan tanaman teh harus optimal sehingga biayanya cukup tinggi.

Dengan berkembangnya bisnis teh putih dan teh sencha oleh kalangan petani teh, tampaknya menunjukan bahwa usaha perkebunan teh rakyat masih potensial peluang bisnisnya. Tampaknya pula, para petani teh di Cisondari itu memproduksi secara sederhana teh putih dan teh sencha secara mandiri.  ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x