Hutang Pemerintah Indonesia 7000 Triliun, Bunga Harus Dibayar Per Tahun 400 Triliun, Kenaikan BBM Ditunda

- 25 September 2022, 16:40 WIB
Dr. M Rizal Taufikurahman Head Of Center Of Macroeconomics and Finance, INDEF didepan peserta seminar ungkap hutang pemerintah Indonesia sebesar 70.000 triliun
Dr. M Rizal Taufikurahman Head Of Center Of Macroeconomics and Finance, INDEF didepan peserta seminar ungkap hutang pemerintah Indonesia sebesar 70.000 triliun /Budi S Ombik/

Dan setiap tahun dibebani 20 persen dari APBN yang harus dibayar. Ini adalah berat sehingga untuk menanganinya itu harus menggeser fiscal, terutama beberapa belanja negara yang bisa difleksibelkan.

Kemudian, tambahnya, bisa memanfaatkan dari pendapatan negara atas penjualan komoditi barang strategis yang memang sekarang lagi will on frovit.

"Seperti dari batu bara pasarnya adalah Eropa. Kemudian nikel pasarnya adalah India dan China," tuturnya di sela sela seminar.

Disamping itu, imbuhnya adalah pasar besi dan baja plus minyak nabati dan hewani. Setidaknya, tambahnya, sektor itu bisa mendorong pembayaran hutang pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Beda Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi dan Anne Ratna Mustika sebagai Bupati Purwakarta, Wanita Pertama

Dari sisi APBN lanjutnya, uang kita kurang yaitu diangka 1000 triliun. Dari uang yang ada, jelasnya, dari 2400 triliun di APBN kita, yang dibutuhkan untuk mendrive kegiatan masih 900 triliun.

"Atau kemungkinan pemerintah ngutang lagi untuk menutupi kekurangan itu," jelasnya.

Tapi potensi hutang kita di tahun 2022 itu, kata Rizal, sebesar 900 triliun. Itu artinya, ada APBN kita mengalami kekurangan.

Ini mengisyaratkan bahwa pengeluaran lebih gede daripada penenerimaan. Dalam kondisi ini, tambahnya, pihaknya telah mendesak pemerintah agar tidak terburu buru menaikan harga BBM.

Baca Juga: Roadshow Catering Academy Keluar Kota Bandung, Pertama Digelar di Sumedang

Halaman:

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x