Disebutkan, di Sri Lanka semua pabrik mereka harus rela memadamkan listriknya selama hampir 13 jam perhari. Mereka tidak memiliki cukup persediaan bahan bakar untuk menjalankan generator mereka.
Kondisi ini kemudian berimbas terhadap menurunnya kualitas teh mereka. Minimnya ketersediaan pupuk kimia, solar dan input produksi lainnya berdampak pada menurunnya output.
Curah hujan yang lebih sedikit di tahun 2022 ini semakin memperburuk kondisi pertehan Sri Lanka. Produksi teh Sri Lanka berpotensi menurun hingga 25 persen.
Data statistik terkini menyatakan bahwa Sri Lanka memproduksi sekitar 300 ribu ton teh setiap tahun yang sebagian besar berupa teh hitam ortodoks.
Sri Lanka mengekspor sekitar 97 hingga 98 persen produksi tahunannya. Pada tahun 2021, Sri Lanka mencatatkan volume ekspor teh hitamnya diangka 275.999 ton.
Dengan angka sebesar ini, Sri Lanka menyumbang 50 persen dari total perdagangan global teh hitam ortodoks. Salah satu negara tujuan ekspor teh hitam ortodoks Sri Lanka adalah Rusia.
Di tahun 2021 Sri Lanka telah mengekspor teh hitamnya ke Rusia sebanyak 217.212 ton atau sekitar sepuluh persen dari total volume ekspornya. ***