Puncak Kemarau Masih Ada Hujan, Amankan Kesehatan Hewan Peliharaan

- 12 Agustus 2021, 18:28 WIB
Pekerja mengumpulkan telur ayam di peternakan Badan Layanan Usaha Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Ternak Non Ruminansia (BLUD UPTD BTNR) Dinas Peternakan Provinsi Aceh, Aceh Besar, Aceh, Senin (19/7/2021). BLUD UPTD BTNR Aceh yang memiliki sekitar 56 ribu ekor ayam petelur mampu memproduksi sekitar 42 ribu butir telur per hari guna memenuhi permintaan pasar di kota Banda Aceh, Kabupeten Aceh Besar, Sigli dan Aceh Jaya. ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/aww.
Pekerja mengumpulkan telur ayam di peternakan Badan Layanan Usaha Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Ternak Non Ruminansia (BLUD UPTD BTNR) Dinas Peternakan Provinsi Aceh, Aceh Besar, Aceh, Senin (19/7/2021). BLUD UPTD BTNR Aceh yang memiliki sekitar 56 ribu ekor ayam petelur mampu memproduksi sekitar 42 ribu butir telur per hari guna memenuhi permintaan pasar di kota Banda Aceh, Kabupeten Aceh Besar, Sigli dan Aceh Jaya. ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/aww. /IRWANSYAH PUTRA/ANTARA FOTO

DESKJABAR – Situasi puncak kemarau 2021 yang tiba-tiba masih ada hujan, membuat langkah amankan kesehatan hewan peliharaan dari resiko penyakit. 

Adalah upaya amankan kesehatan unggas dioptimalkan, menghindari munculnya wabah penyakit, pada anomali puncak musim kemarau 2021 yang masih ada hujan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail, melalui Kepada Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet, drh Supriyanto, di Bandung, Kamis, 12 Agustus 2021, mengatakan, bahwa memang kewaspadaan terhadap konsisi kesehatan hewan-hewan peliharaan.

“Paling rentan dalam cuaca seperti ini, ya  ungags. Tapi dengan biosecurity yang benar, Insya Allah penyakit bisa dihindari...,” ujar Supriyanto kepada DeskJabar.

Baca Juga: Produksi Benih Kentang Berkualitas Ditingkatkan untuk Memenuhi Kebutuhan Usaha Pertanian

Disebutkan, hasil pengamatan dan monitoring kita melalui pelaporan yang dilaporkan di kabupaten/kota melalui iSIKHNAS, sejauh ini tidak banyak kasus penyakit yang terjadi berhubungan dengan cuaca.

Hal ini, katanya, jika dapat diartikan, para peternak sudah banyak yang paham bagaimana cara beternak yang benar dan paham bagaimana melakukan biosecurity.

Dengan demikian, penyakit tidak terjadi pada waktu-waktu seperti sekarang.

Menurut Supriyanto, pihaknya sebagai dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan, selalu awas mengamati dan siap untuk merespon laporan kejadian kasus di lapangan.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x