Luar Biasa, Batik Ecoprint Dibuat dari Aneka Dedaunan, Salah satunya Daun Singkong

- 21 Juni 2021, 13:42 WIB
Ilustrasi Batik.
Ilustrasi Batik. /Pikiran-rakyat.com/


DESKJABAR
– Siapa sangka daun kayu jaran, daun lanang, daun camalina, daun eucalyptus, daun afrika, daun suren, daun jati, daun jambu biji, dan daun singkong dapat menjadi bahan dalam pembuatan batik ecoprint.

Jadi, apa sebenarnya batik ecoprint itu? Batik ecoprint itu adalah batik yang dibuat dengan cara mencetak dengan bahan-bahan yang terdapat di alam.

Dan, batik ecoprint ini akan dikembangkan di Kota Probolinggo, Jawa Timur dengan memberikan pelatihan kepada koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada 21-23 Juni 2021.

Baca Juga: Inilah 7 Manfaat Luar Biasa dari Kopi, Salah satunya Bisa Dipakai Masker Wajah

"Siapa yang menyangka aneka dedaunan yang ada di sekitar dapat dimanfaatkan dan punya nilai ekonomi menjadi kerajinan batik," kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin saat membuka acara Kewirausahaan dan Pelatihan Batik Ecoprint bagi koperasi dan UMKM di Orin Hall, Senin, 21 Juni 2021.

Beberapa daun yakni daun kayu jaran, daun lanang, daun camalina, daun eucalyptus, daun afrika, daun suren, daun jati, daun jambu biji dan daun singkong dapat menjadi bahan dalam pembuatan batik ecoprint.

"Pelatihan yang digagas Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kota Probolinggo memberikan edukasi batik ecoprint bagi pelaku UMKM, khususnya pembatik Kota Probolinggo," tutur Hadi, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Budidaya Anggur, Panen Buah di Bandung Dapat Dihasilkan Bentuk Lonjong

Ia mengatakan, banyak potensi bahan baku yang bisa dimanfaatkan dan tentunya hal itu merupakan suatu peluang, sehingga perlu adanya kesadaran dan pemahaman bahwasanya hal itu bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi.

"Batik ecoprint bukanlah pesaing dari batik tulis yang sudah ada sebelumnya karena batik tulis ada kelebihan dan keunggulan yang sudah memiliki pasar sendiri," katanya.

Menurutnya, ecoprint adalah perkembangan teknologi zaman yang harus diikuti, sehingga jangan sampai dengan adanya ecoprint, maka batik tulis yang menjadi kebanggaan masyarakat Kota Probolinggo merasa tersaingi.

Baca Juga: GAWAT! Covid-19 Varian India Menyebar, Pegawai LIPI Dilarang Keluar Rumah

"Kegiatan itu untuk mengembangkan dan memberikan variasi batik, sehingga semua potensi di wilayah Kota Probolinggo bisa dimanfaatkan dengan baik," ujarnya.

Sementara Kepala DKUPP Kota Probolinggo Fitriawati mengatakan, pelatihan yang digelar tiga hari ke depan sejak Senin hingga Rabu 23 Juni mendatangkan narasumber pemilik Batik d’ Aisha Kota Probolinggo.

"Mereka akan memberikan pendidikan dan pelatihan untuk membekali koperasi dan UMKM sebanyak 50 peserta agar dapat mengembangkan usaha yang sedang dijalankan, melestarikan budaya bangsa (batik) juga ikut memajukan perekonomian daerah," katanya.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah