Meski Harga Naik, Disdagin Kota Bandung Tegaskan Stok Kacang Kedelai Aman

- 27 Mei 2021, 21:01 WIB
Kedelai lokal
Kedelai lokal /Kodar Solihat/DeskJabar

 

DESKJABAR - Meski ada kenaikan harga, stok kacang kedelai untuk para pengrajin tahu dan tempe di Kota Bandung dalam kondisi yang aman. Hal tersebut disampaikan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah. 

Elly Wasliah mengakui kenaikan harga kacang kedelai memang cukup signifikan. Semula harga di pasaran Rp9.200 per kilogram, kini sudah merangkak naik di angka Rp10.500 per kilogram.

"Iya jadi ada kenaikan harga tapi secara global. Bukan hanya di Indonesia tapi di dunia," kata Elly di Bandung, Jawa Barat, Kamis 27 Mei 2021.

Baca Juga: Jadi Pelatih Tersubur, UEFA Europa League (UEL) Diplesetkan Menjadi Unai Emery League

Menurut Elly, ada beberapa penyebab kenaikan harga kacang kedelai secara global. Pertama, hampir 95 persen Indonesia sangat bergantung pada pasokan kacang kedelai dari Amerika Serikat yang saat ini belum memasuki masa panen.

"Kemudian sudah ada permintaan dari Cina yaitu 7,5 ton kacang kedelai pada bulan April kemarin. Ini salah satu yang menyebabkan kurangnya pasokan ke negara-negara lainnya," ucapnya.

Akibatnya, lanjut Elly, ketika ada kenaikan harga secara global maka berdampak di tingkat pengrajin tahu dan tempe di Indonesia. Karena selama ini mereka masih bergantung dari pasokan kacang kedelai impor.

Baca Juga: Villarreal Juara Liga Europa 2021, Tumbangkan Manchester United Akibat Kegagalan David De Gea

Meski begitu, Elly memastikan Pemerintah Kota Bandung melalui Disdagin berupaya menjaga harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe. Salah satunya dengan cara memutus mata rantai distribusi.

"Jadi diharapkan distributor kacang kedelai yang ada di Kota Bandung menjual kacang kedelainya langsung kepada pengrajin. Jadi memutus mata rantai supaya tidak ada biaya lagi yang membuat harga semakin mahal," katanya.

Saat ini, pihaknya menerima informasi akan ada aksi mogok produksi oleh paguyuban tahu tempe selama tiga hari, mulai 28 Mei hingga 30 Mei 2021. Namun Elly mengaku pihaknya sedang berupaya untuk mencari solusi bersama para produsen tahu dan tempe tersebut agar tidak menggelar mogok produksi.

"Disdagin sedang ke lapangan untuk duduk bersama dengan paguyuban. Harapan kami tidak ada mogok. Kita sedang berdiskusi dengan paguyuban. Apa harapan mereka dan solusi dari kita seperti apa," ujar Elly.***

 



Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x