Menjelang Lebaran 2021, Ada 11 Komoditas Pangan Dinyatakan Aman Pasokannya oleh Kementan

- 22 April 2021, 12:28 WIB
Warga berbelanja cabai rawit merah pada operasi pasar murah di Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,  Sabtu (10/4/2021). Pasar murah yang digelar atas kerja sama Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan produk dengan harga lebih murah jelang Ramadhan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.
Warga berbelanja cabai rawit merah pada operasi pasar murah di Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/4/2021). Pasar murah yang digelar atas kerja sama Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan produk dengan harga lebih murah jelang Ramadhan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj. /YULIUS SATRIA WIJAYA/ANTARA FOTO
 
 
DESKJABAR - Menjelang Lebaran 2021, ada 11 komoditas pangan yang dinyatakan aman pasokannya oleh kementerian Pertanian (Kementan).
 
Kementan menegaskan saat ini produksi komoditas pangan dalam kondisi aman, terutama menghadapi lebaran tahun 2021.
 
Kuntoro Boga Andri, selaku Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, di Jakarta, Kamis, 22 April 2021, mengatakan berbagai langkah strategis produksi dan distribusi pangan telah dipersiapkan Kementan.
 
“Ada 11 komoditas utama yang kita pantau secara ketat. Ketersediaannya kita pastikan tidak mengalami kekurangan stok, sehingga masyarakat aman dan nyaman menjalankan ibadah puasa dan menghadapi  lebaran,” kata Kuntoro di Jakarta, melalui siaran pers.
 
 
Adapun 11 komoditas tersebut antara lain beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan terakhir minyak goreng. Semua komoditas ini dilakukan pemantauan harian dan kebutuhannya.
 
“Kementan punya sistim monitoring komoditas pertanian harian,  baik aspek produksi  maupun stok, termasuk harga,  yang cukup baik menggambarkan kondisi riil di masyarakat. Dengan sistim ini kami monitoring daerah surplus dan defisit sehingga langkah antisipasi maupun supportif bisa dilakukan dengan cepat,” jelasnya.
 
Soal impor
 
Mengenai masih adanya beberapa komoditas yang belum sepenuhnya bisa dipenuhi dari dalam negeri, Kuntoro menilai upaya impor yang dilakukan pemerintah tersebut merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah untuk terus memenuhi pangan rakyat agar cukup.
 
 
Kuntoro meyakini perlahan kebutuhan pangan yang masih di substitusi dari negara lain tersebut  akan dapat  dipenuhi melaui kerja keras semua pihak untuk meningkatkan  produksi dalam negeri dengan berbagai strategi yang dipersiapkan Kementerian Pertanian.
 
 Selain itu Kuntoro menyebut saat ini industri pangan dalam negeri juga berkembang pesat, termasuk industri  pangan berorientasi ekspor. Sehingga beberapa bahan pangan dengan  variasi jenis komoditas tertentu didatangkan dari luar.
 
“Sebagai contoh jagung, ada kebutuhan khusus impor turunan jagung yang volumenya kecil dibandingkan produksi nasional yang diatas 24,95 juta ton. Begitu juga beras khusus dan turunan beras, tidak sampai 1 persen. Kita masih bisa kendalikan  ini,” tegas Kuntoro.
 
 
Kuntoro menilai adanya komoditas pangan untuk kebutuhan khusus ini malah menjadi peluang bagi petani lokal, bahkan start up pertanian dan petani muda yang inovatif untuk dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri yang  yang terus meningkat.
 
“Penduduk kita terus bertumbuh. Industri pangan juga berkembang pesat. Bersyukur kita produksi pangan dalam negeri  juga mampu memenuhi. Jadi mari kita fokus dan  dukung terus pertanian Indonesia dengan energi positif dan menjaganya bersama. Jangan membuat polemik dan isu yang meresahkan petani, hingga membuat harga domestik hancur dan semangat mereka  melemah,” tutupnya. ***
 
 
 
 
 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x