Lebih Diminati, Kedelai Lokal Cepat Habis di Pasaran

- 13 Januari 2021, 18:49 WIB
Kedelai lokal
Kedelai lokal /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Kedelai lokal dinilai sebenarnya merupakan komoditas yang cepat laku di pasaran, karena para peminatnya dari usaha olahan makanan sangat banyak.

Namun karena minat petani mengusahakannya tak setinggi tahun 1980-an lalu, membuat pasokan kedelai lokal sulit ditingkatkan kembali. Apalagi, ketergantungan terhadap kedelai impor sudah tinggi hanya karena harga lebih murah.

Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Puskopti) Jawa Barat, Asep Nurdin, kepada DeskJabar, di Bandung, Rabu, 13 Januari 2021 menyebutkan, aneka usaha olahan pangan sebenarnya lebih meminati kedelai lokal, misalnya produksi tahu, tempe, tauco, kecap, dll.

Baca Juga: Operasi Pasar Kedelai Dilakukan di Jawa Barat, Ini Syarat Pembeliannya

Namun karena pasokan tak sebanyak dahulu dan pasokan produksi cepat habis, atau kadang-kadang tak ada, katanya, membuat pengguna menjadi harus berupaya secara cepat memperolehnya. Pada akhirnya, para pengguna menjadi memilih kedelai impor, misalnya asal Amerika dan Brazil.

“Kedelai lokal itu kualitasnya lebih bagus dan lebih segar, dibandingkan kedelai impor yang rata-rata sudah disimpan selama empat bulan. Sebenarnya lebih menjadi pilihan, jika ketersediaannya memadai,” ucap Asep Nurdin.

Ia menyebutkan, di Jawa Barat sentra bagus produksi kedelai lokal, yaitu Majalengka, Kuningan, Indramayu, Garut, dan Cianjur. Khusus untuk kedelai hitam, pabrik-pabrik kecap lebih menyukai produk lokal.

Baca Juga: Enam Varietas Unggul Kedelai Andalan Tingkatkan Produktivitas

Lain halnya kedelai kuning produksi Cianjur, terutama dari Kecamatan Ciranjang, menurut Asep Nurdin, cepat habis terjual karena sangat laku dijual di Jakarta.  Namun kedelai lokal asal Ciranjang itu, lebih banyak dijual di tukang bajigur, sebagai kacang bulu yaitu kedelai muda yang direbus.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x