Lepas Gaji Rp12 Juta Per Bulan di Jakarta, Pria Ini Sukses Jadi Petani Jamur Tiram di Kampungnya

18 November 2022, 20:42 WIB
Opik (tengah) saat diwawancarai dalam pameran yang digagas Pemprov Jabar di Pasar Pasisian Leuweung Tahura Juanda yang digelar di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu, 12 November 2022. /Humas Prov Jabar/

DESKJABAR - Opik, memutuskan untuk berhenti bekerja di Jakarta dengan gaji sebesar Rp12 juta per bulannya.

Dan kini, pria ini sukses menjadi petani jamur tiram di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Penghasilannya pun kini memuaskan. Ia bisa menghidupi ibunya dan juga mencukupi kehidupan keluarganya.

Banting setir pekerjaan memang bukan tanpa alasan. Ini berawal dari kepedulian Opik terhadap ibunya.

Betapa tidak Opik jauh di Jakarta, sementara ibunya di Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Update Kabar Pembangunan Tol Getaci November 2022: Proses Terus Berjalan, Ini Progresnya

Pulang ke kampung halaman, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, tak lain agar bisa bersama dan syukur-syukur bisa mengembangkan usaha di kampung.

"Saya kirim uang ke orang tua, tapi (uangnya) habis terus. Sehingga saya memutuskan untuk pulang kampung membuka usaha bersama keluarga, sehingga semuanya terlibat," ujar Opik.

Memutuskan kembali ke kampung halaman dan banting setir menjadi petani ternyata tak sia-sia. Opik sukses dengan menjadi petani jamur tiram.

Jelas, penghasilannya kini jauh lebih besar daripada bekerja di Jakarta dengan penghasilan nominal Rp10-12 juta per bulannya.

Selain bisa terus dekat dengan ibunya, berkat peran Opik imbas positif juga berefek ke saudara-saudaranya.

Kedua kakaknya yang semula hanya tukang ojeg di kampung, kini ikut membudidayakan jamur tiram membersamai Opik.

Selain itu, efek positif juga berimbas kepada para tetangganya yang ikut bekerja disana. Lapangan kerja baru pun tercipta.

Baca Juga: Pemprov Jabar Buka Lowongan Kerja untuk Tenaga Kesehatan, Dibutuhkan 731 Formasi

Sekilas cerita Opik, memang dirinya lebih beruntung dibandingkan kedua kakaknya.

Sejak lulus SMA, katanya, dia bisa meneruskan sekolah dan mengeyam pendidikan di salahsatu perguruan tinggi di Bandung.

Ijazah Sarjana dari perguruan tinggi itulah yang membuat dirinya bisa bekerja di Jakarta, sebelumnya.

"Saya lulusan politeknik, teknik elektro, sama sekali tidak ada basic bertani. Namun karena tekad akhirnya bisa," ujar dia.

Dijelaskannya, dirinya mulai banting setir dan menanam jamur tiram di kampungnya, di kawasan Pangalengan itu sekitar tahun 2014.

Dan kini, ia semakin sukses setelah mengikuti program petani milenial yang diinisisi Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).

Hasil tani, produk unggulannya itu pun dipamerkan di Pasar Pasisian Leuweung Tahura Juanda yang digelar di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu, 12 November 2022, pameran yang digagas Pemprov Jabar.

Dibawahnya, Dinas Kehutanan Jawa Barat, berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat.

Baca Juga: Miris, Pasangan Suami Istri di Ciamis Sering Tidak Makan Karena Tidak Punya Uang

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Eem Sujaemah mengatakan, pihaknya membantu mempromosikan produk unggulan petani milenial dalam pameran ini.

Selain produk petani milenial, pameran ini juga menghadirkan produk UMKM dari kelompok tani hutan, serta hasil produksi hutan di Jabar.

"Kami serius membantu memasarkan produk petani milenial. Bahkan akhir tahun ini kami membuka tiga lokasi untuk dapat digunakan para petani milenial," kata Eem

Tiga lokasi tersebut, antara lain Yogya Kepatihan Kota Bandung; PT KAI Daop 2 Bandung dan Mal Botanic Square di Kota Bogor.

Selain itu, ditambahkannya, untuk jangka panjangnya Disperindag juga membantu para petani milenial untuk ekspor, memasarkan produknya ke luar negeri.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Humas Pemprov Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler