Perkebunan Jawa Barat, Budidaya Tembakau Rakyat Direncanakan Kemitraan di Areal Perkebunan Besar

23 Desember 2021, 18:51 WIB
Petani tembakau di Sumedang, Jawa Barat /Dok Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

DESKJABAR – Pengembangan areal tembakau rakyat dengan pola kemitraan pada lahan perkebunan besar, direncanakan dilakukan di Jawa Barat pada awal tahun 2021.

Budidaya komoditas tembakau di Jawa Barat diketahui memiliki pangsa pasar yang besar, baik di Indonesia maupun ekspor.

Melihat potensi besar pasar tembakau asal Jawa Barat dan peluang pemanfaatan sebagian areal perkebunan besar, muncul ide dari sejumlah stakeholder untuk menciptakan kemitraan budidaya tembakau.

Sejauh ini, ada dua perkebunan swasta di Jawa Barat yang menyambut rencana bisnis budidaya tembakau dengan memanfaatka lahan-lahan perkebunan besar itu.

Baca Juga: Perkebunan Teh Rakyat di Jawa Barat Mendesak Dilakukan Revitalisasi, Peluang Bisnis Besar

Tersirat, bahwa usaha budidaya tembakau di Jawa Barat kembali berniat meningkatkan produksi untuk memenuhi pasar yang besar.

Di lain pihak, unit-unit perkebunan berupaya mengoptimalkan amanat Hak Guna Usaha (HGU) agar tidak ada lahan menganggur.

Pertemuan sejumlah stakeholder perkebunan Jawa Barat itu, dilakukan di Bandung, dengan difasilitasi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, di Dago, Bandung, Kamis, 23 Desember 2021.

Hadir pula Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat yang baru, Jafar Ismail; Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) Jawa Barat-Banten, Slamet Bangsadikusumah, Ketua Gapperindo Sofwan Sutisna,  Ketua Asosiasi Petani Tembakau Jawa Barat, Suryana, Kepala Bidang Banglin Dinas Perkebunan Jawa Barat, Hermin Karlina, pengusaha perkebunan besar, sejumlah senioren perkebunan Jawa Barat, misalnya mantan Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat, Hendi Jatnika, dengan moderator Agus Sutiman, dll.

Suasana FGD kemitraan budidaya tembakau di perkebunan, dilakukan di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Kamis, 23 Desember 2021 Kodar Solihat/DeskJabar

Baca Juga: Wayang Golek, Hiburan Masih Digemari Masyarakat Perkebunan Teh dan Pelosok Desa di Kabupaten Bandung

Informasi yang muncul, adalah Perkebunan Nyalindung Padalarang, Kabupaten Bandung Barat dan Perkebunan Condong, Cikelet Garut, yang tertarik melakukan pola kemitraan usaha perkebunan rakyat tembakau pada lahan HGU perkebunan.

Ketua GPP Jawa Barat-Banten, Slamet Bangsadikusumah, mengatakan, ide budidaya tembakau rakyat memanfaatkan lahan-lahan perkebunan besar, sekaligus menciptakan usaha yang saling menguntungkan antara petani tembakau dan unit-unit perkebunan.

Slamet Bangsadikusumah pun mengatakan, bahwa pemerintah harus mengetahui, bahwa budidaya tembakau di Jawa Barat bukan hanya sebatas untuk rokok, juga untuk produk-produk lain misalnya bahan cat, pestisida nabati, dll.

Baca Juga: Hantu Kini Jadi Bahan Tontonan di PTPN VIII Perkebunan Kertamanah, Pangalengan, Kabupaten Bandung

Namun, Slamet Bangsadikusumah mengingatkan,  bahwa pembinaan pada lingkup perkebunan dimana budidaya tembakau dilakukan harus berjalan baik.

“Yang harus tercipta ada suasana kondusif antara pihak perkebunan dengan masyarakat sekitar, dengan harapan areal-areal perkebunan pun menjadi terjaga keamanannya dengan baik,” ujarnya.

Ketua Gapperindo (Gabungan Petani Perkebunan Indonesia) Sofwan Sutisna, juga mengingatkan, agar pada saat pembuatan MoU nanti, harus ada penerangan jelas kepada masyarakat.

“Intinya, petani harus jelas mengetahui, bahwa mereka hanya memanfaatkan melalukan budidaya di perkebunan bukan memiliki tanahnya,” ujar Sofwan Sutisna.

Baca Juga: PTPN VIII Berencana Memulihkan Sejumlah Unit Perkebunan Teh di Jawa Barat

Gambaran demikian juga dilontarkan Sekretaris Gapperindo, Sunarya yang mengingatkan, bahwa benar-benar harus diamankan dari kemunculan para “tukang kompor” yang suka menghasut masyarakat agar ujung-ujungnya merebut tanah perkebunan.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Jawa Barat, Suryana mengatakan, bahwa tembakau Jawa Barat memiliki brand yang sangat kuat dalam bidang pengolahan.

Femomena ini, katanya, membuat pengolahan tembakau di Jawa Barat bukan sebatas tembakau lokal atau mole. Sebab, tembakau-tembakau dari daerah lain, seperti Jawa Timur, Aceh, dll, juga “menitipkan” pengolahan di Jawa Barat.

Menurut Suryana, areal budidaya tembakau di Jawa Barat idealnya ada 71.000 ha, dimana sekarang ada 32.000 ha, namun yang tercatat oleh pemerintah hanya 12.000 ha.

Soal permintaan pasar ekspor tembakau brand Jawa Barat, menurut Suryana, baru-baru ini muncul dari Uni Emirat Arab, Turki, Malaysia, Singapura, Brunei, dll. ***

Editor: Sanny Abraham

Tags

Terkini

Terpopuler