Dianjurkan pula untuk menghindari penggunaan informasi pribadi dalam personal identification number (PIN) sebagai password. Karena tanggal lahir pemilik akun mudah ditemukan di catatan publik, hindari penggunaannya dalam kata sandi dan PIN. Peretas yang tahu ulang tahun pemilik akun bisa dengan mudah menebak PIN pemilik akun.
Menurut Pakar Siber Pratama Persadha, peretas dapat menggabungkan informasi yang ditemukan dalam database structured query language (SQL) yang bocor dengan pelanggaran data lain untuk membuat profil terperinci dari calon korban mereka, seperti data dari kebocoran Tokopedia dan Bukalapak.
Baca Juga: Dynamite Lampaui Miliaran Views di YouTube, BTS Bersiap Streaming Konser BANG BANG CON 2021
Dengan informasi seperti itu, mereka dapat melakukan serangan phishing dan rekayasa sosial jauh lebih meyakinkan. Bahkan, mereka dapat melakukan pencurian identitas terhadap orang-orang yang informasinya telah terungkap di forum peretas.
Bahaya yang mengintai privasi pengguna
Sementara itu, data yang bocor pada aplikasi baru yang sedang naik daun, Clubhouse, berisi berbagai informasi terkait dengan pengguna dari profil platform pemula ini, yaitu id akun, nama akun, nama pengguna, URL foto, tautan ke Twitter dan Instagram, jumlah pengikut, jumlah mengikuti, tanggal pembuatan akun, dan profil pengundang.
Dalam hal ini, pihak Clubhouse telah menginformasikan bahwa data tersebut memang tersedia untuk umum dan siapa saja bisa mengakses melalui application programming interface (API) mereka.
Baca Juga: Rosé BLACKPINK Cetak Dua Rekor Guinness World Records, Termasuk Pecahkan Rekor Gangnam Style
Namun, menurut Pratama, mengizinkan semua orang untuk mengumpulkan dan mengunduh, bahkan informasi profil publik dalam skala massal dapat menimbulkan konsekuensi bahaya yang mengintai privasi pengguna.
Pakar keamanan siber CISSReC ini memandang penting pemerintah melakukan edukasi kepada masyarakat semaksimal mungkin. Alasannya, peristiwa kebocoran data ini akan selalu ada.