PROFIL Ulama Sukabumi, KH Ahmad Sanusi, yang Dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional, Dikenal Hingga Malaysia

- 4 November 2022, 09:08 WIB
Ulama besar asal Sukabumi KH Ahmad Sanusi akan mendapatkan anugerah sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2022
Ulama besar asal Sukabumi KH Ahmad Sanusi akan mendapatkan anugerah sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2022 /bincangsyariah.com/

DESKJABAR - Menko Polhukam Mahfud Md dalam akun Twitternya mengumumkan bahwa pemerintah akan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 5 tokoh, salah satunya KH. Ahmad Sanusi.

Acara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional akan dilakukan oleh Presiden Jokowi di Istana Negara pada 7 November 2022.

KH Ahmad Sanusi dikenal sebagai ulama besar dari Sukabumi dengan sederetan karyanya dan dikenal sebagai pakar tafsir yang namanya dikenal hingga ke Johor, Malaysia.

masihBaca Juga: Masih Banyak Waktu, Ada Pemutihan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan di Jawa Barat, Simak Syarat dan Tahapannya

Ada baiknya juga mengenal lebih jauh KH Ahmad Sanusi melalui profil dan biodata almarhum, sehingga wajar kalau ulama kelahiran 18 September 1889 di Cikembar Sukabumi tersebut, memang pantas dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Dalam ciutannya di Twitter @mohmahfudmd, pada Kamis 3 November 2022, ada 5 tokoh yang akan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional yakni KH Ahmad Sanusi (Jabar), Dr dr HR Soeharto (Jateng), KGPAA Paku Alam VIII (DIY), dr R Rubini Natawisastra (Kalbar),  serta H Salahuddin bin Talabuddin (Maluku Utara).

“Tahun 2022 ini Presiden akan anugerahkan lg gelar Pahlawan Nasional kpd 5 tokoh yg ikut merebut dan mempertahankan kemerdekaan,” tutur Mahfud MD.

“Mereka diusulkan dari berbagai Daerah, diteliti jejak peran juangnya, diseminar ilmiahkan posisi sejarahnya dan ditetapkan sbg pahlawan,” tuturnya dalam cuitannya di Twitter.

Baca Juga: Hari Santri Nasional, Polri Mengerti Islam, Peringatan 70 Tahun Resolusi Jihad Para Ulama

Profil KH Ahmad Sanusi

KH Ahmad Sanusi dikenal sebagai ulama besar dari Sukabumi yang pintar dan memiliki banyak pemikiran.

Deretan karyanya sudah cukup banyak dikenal baik dalam kajian tafsir, fikih, tasawuf, mauoun bidang kalam.

Profil KH Ahmad Sanusi cukup detail diceritakan Mohammad Mufid Muwaffaq, santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mufid juga sebagai  Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mohammad Mufid menuliskan secara detail profil KH Ahmad Sanusi yang kemudian dimuat di laman pecihitam.org.

KH Ahmad Sanusi dikenal memiliki pemikiran brilian dengan pemilihan dialektika yang tidak rumit dalam menjelaskan permasalahan berdasarkan spirit Hadist/Sunnah Nabi SAW.

Kapasitas keilmuanna sudah banyak dikenal tidak saja di Jawa Barat, tetapi hinga Batavia (Jakarta), Bengkulu bahkan hingga ke Johor Malaysia.

Ulama yang juga dikenal sebagai Ajengan Cantayan atau Ajengan Genteng atau Ajengan Gunungpuyuh tersebut, dikenal sebagai seorang pakar Tafsir) dan pakar fikih ternama dengan karya-karya yang telah dibaca berbagai kalangan.

Ulama yang wafat pada 1950 itu juga memiliki keilmuan memadai di bidang ilmu akidah, bahasa Arab berikut gramatikal dan sastranya, mantiq, termasuk kedalamannya dalam bidang Hadis Nabi.

Baca Juga: MUMET Dengan Rutinitas, Inilah 3 Rekomendasi Tempat Wisata Bandung Timur, Rileks Bak Berada di Surga Dunia

Pada tahun 1910, beliau pergi haji ke Mekkah bersama istrinya, sekaligus menetap di sana selama 5 tahun. Dalam kesehariannya di Mekkah, ia sering bertemu dengan ulama-ulama Indonesia yang juga menetap di sana.

Dalam setiap pertemuannya, ia selalu bertukar pikiran dan menggali keilmuan ulama-ulama yang ditemuinya.

Pada tahun 1915 KH Ahmad  Sanusi kembali ke Indonesia untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan.

Tiga tahun kemudian, KH Ahmad Sanusi mulai merintis pembangunan pondok pesantrennya sendiri yang terletak di Kampung Genteng, sebelah utara desa Cantayan.

Itulah yang kemudian dia dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng. Pesantrennya tersebut ia beri nama Pondok Pesantren Babakan Sirna Genteng.

KH Ahmad Sanusi tokoh Sarekat Islam dan pendiri Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII), sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan ekonomi.

Saat penjajah Jepang masuk, AII dibubarkan, namn diam-diam almarhum mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).

Baca Juga: UPDATE, Inilah 6 Bansos yang Segera Cair November 2022, Berikut Besaran dan Link untuk Pengecekan

Menjelang Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, KH Ahmad Sanusi pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945

K.H. Ahmad Sanusi wafat pada hari Ahad tanggal 15 Syawwal 1369 H/ 31 Juli 1950, ia meninggal dunia di kediamannya Pondok Pesantren Gunungpuyuh Sukabumi, dalam usia 61 tahun, 10 bulan, 22 hari.

Atas jasa-jasanya, pemerintah menganugerahkan Bintang Maha Putera Utama pada 12 Agustus 1992 dan Bintang Maha Putera Adipradana pada tanggal 10 November 2009.

Biodata

Nama : KH Ahmad Sanusi

Kelahiran:  Cikembar, Sukabumi,18 September 1889

Meninggal:  31 Juli 1950 di Sukabumi

Organisasi didirikan: Persatuan Umat Islam Indonesia

Istri: Siti Juwariyah binti Haji Afandi ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x